FFML S5 Divisi 1 telah selesai menggelar semua ronde yang ada di week 1, Minggu (20/2). Dari total 12 ronde pertama yang telah dimainkan oleh 18 tim yang bertanding di kasta kompetitif tertinggi Free Fire ini, performa RRQ Hide menjadi sorotan karena tampak jauh dari kata memuaskan.

Meski baru week 1, cukup mengejutkan melihat permainan RRQ Hide di FFML S5 Divisi 1 yang terbilang seperti tim yang kurang persiapan. Sebagai salah satu tim besar, mereka selalu berada di dasar klasemen pada setiap matchday-nya, hingga terdampar di peringkat ke-18 dengan total 34 poin di sepanjang week 1!

Sebelum FFML S5 Divisi 1 dimulai, RRQ Hide terlihat begitu siap dan matang untuk bisa berbicara banyak, terutama setelah mereka menghadirkan sosok legendaris nan ikonis dari scene kompetitif FF, Muhammad Fauzi “KasiiH” Wilawan atau FrontaL Gaming. Hal ini juga yang menjadi salah satu pembangkit hype kompetisi.

Hal ini tentu saja cukup menyakitkan untuk disaksikkan oleh para RRQ Kingdom. Ada banyak pekerjaan rumah yang hadir dilakukan oleh RRQ Hide karena penggemar tentu tidak ingin melihat tim kesayangannya kembali terdegradasi pada musim ini, seperti apa yang terjadi pada musim lalu.



Menanggapi fakta tersebut, ONE Esports mencoba mengumpulkan berbagai analisis yang mungkin bisa menjadi jawaban dari penyebab underperform RRQ Hide di week 1 FFML S5 Divisi 1. Yuk kita simak ulasannya berikut ini:


1. RRQ Hide diperkuat wajah baru dalam scene kompetitif major

Dalam sebuah konten di kanal YouTube Team RRQ, KasiiH mengungkapkan bahwa keinginannya untuk “comeback” dilandasi karena perkembangan META yang sekarang lebih menghidupkan gaya lama scene kompetitif Free Fire seperti di masa kejayaannya dahulu.

Akan tetapi, keputusan comeback ini tetap menjadi ujian yang tak mudah baginya, karena selain ia dan RRQ O`Connor sebagai veteran di scene major kompetitif Free Fire, RRQ Hide juga berisikan beberapa wajah-wajah baru yang belum memiliki banyak jam terbang dalam kompetisi major seperti FFML.

Nama-nama seperti Joann, Marisa, dan juga ARABB tercatat hanya bermain bersama KasiiH dalam sebuah turnamen minor. Sementara FFML bukanlah turnamen minor, di mana level kompetisinya tentu akan sangat jauh berbeda.

Selain itu, semua tim serta pemain yang terlibat di FFML S5 Divisi 1 pasti telah terbukti memiliki kemampuan besar serta hasrat tinggi untuk menjadi yang terbaik dan juara pada akhir musim.

Seperti kata pepatah, “Memulai adalah bagian yang tersulit dalam melakukan sesuatu hal atau perjalanan”. Semoga dari kekurangan mereka pada week 1, RRQ Hide dapat bangkit dan menunjukkan kualitas permainan sesungguhnya kepada seluruh penggemar scene kompetitif Free Fire, terutama para RRQ Kingdom yang selalu setia mendukung.


2. Pemilihan dropzone yang masih sangat berisiko

Berbeda dengan RRQ Kazu yang sudah lebih senior dan berpengalaman, RRQ Hide berusaha menciptakan perbedaan dalam segi playstyle, dropzone, dan arah pergerakan di dalam permainan. Akan tetapi, apa yang mereka lakukan merupakan sesuatu hal yang sangat berisiko dan kurang bijaksana.

Bang Fayad selaku sosok pelatih yang telah lama berkecimpung dalam scene kompetitif Free Fire turut menyampaikan pendapatnya tentang performa RRQ Hide yang kurang bagus tersebut.

“Kalau menurut saya, RRQ Hide harus mengubah dropzone-nya. Setahu saya dari scrim hingga kemarin di matchday 1 dan 2, dropzone mereka masih sangat-sangat berisiko. Belum ada perubahan, padahal tadi saya lihat story dari Tomo akan ada perubahan,” ujar Bang Fayad.

“Momentum yang mereka dapat dari Bermuda pertama seharusnya bisa lebih. Lebih apa ya, lebih bijaksana. Tapi lagi-lagi mereka langsung mobile dengan semua risikonya dan akhirnya patah di dekat Kota Tua itu, kalah fight. Artinya mereka sudah harus siap dengan konsekuensi itu.”

“Rotasi menggunakan kendaraan pasti akan menarik perhatian (musuh), dan titik-titik yang dipilih adalah titik-titik yang dari kemarin sudah dikuasai oleh tim lain,” tutupnya.

Salah satu contoh dari apa yang diungkapkan Bang Fayad tersebut begitu dilihat di video berikut ini:

Dari pendapat yang disampaikan oleh Bang Fayad, dapat dilihat bahwa sesungguhnya pemilihan dropzone sangat sangat memengaruhi keseluruhan pergerakan sebuah tim dalam setiap permainan yang dijalani. Segala pilihan dan keputusan yang dibuat tentu sangat berdampak terhadap bagaimana skenario permainan yang mereka bangun.

Akan tetapi, Bang Fayad tentu berharap bahwa ke depannya RRQ Hide dapat belajar dan memperbaiki kesalahan mendasar ini, agar nantinya performa mereka bisa menanjak dan menunjukkan perkembangan lebih baik lagi demi semua penggemar scene kompetitif Free Fire.


3. Rivalitas yang semakin menggila

FFML S5 Divisi 1 kali ini benar-benar menghadirkan format kompetisi yang baru dan tidak seperti semua season sebelumnya. Di season ini, hanya akan ada satu juara (sebelumnya tiga juara) dan nasib semua tim peserta ada di tangan mereka sendiri.

Hal ini tentu akan sangat memengaruhi hasrat semua tim dan pemain untuk menjadi juara. Tidak hanya tim-tim yang sudah menempati posisi di Divisi 1, melainkan juga tim-tim pendatang baru yang berasal dari Divisi 2. Semua tim yang ada di FFML S5 Divisi 1 memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk bersaing, memberikan yang terbaik, dan membuktikan diri menjadi yang terbaik di akhir musim.

RRQ Hide tentu sudah memahami hal ini dan menjadi tantangan bagi mereka sebagai tim yang terbilang masih baru dalam scene kompetitif Free Fire. KasiiH dan O’Connor juga diharapkan dapat memberikan motivasi dan wejangan kepada rekan setimnya untuk bisa lebih cepat beradaptasi di kompetisi yang keras ini, agar mereka dapat membuktikan kualitas diri mereka kepada semua penggemar dan orang-orang yang mungkin saat ini meragukan mereka.


Well, itu dia beberapa poin analisis yang bisa kami sampaikan terkait performa RRQ Hide di week 1 FFML S5 Divisi 1 kemarin, Survivors. Semoga ke depannya, semua kekurangan dan kesalahan yang telah dilakukan dapat perbaiki dan ditanggulangi, serta evaluasi kembali untuk membuahkan performa yang lebih baik lagi di matchday-matchday dan week selanjutnya. Apakah mereka bisa melakukannya? Kita tunggu saja!

BACA JUGA : GPX jadi Raja Kalahari, seperti apa strategi dan kekuatan tim ini?