BTR RA harus menerima kenyataan pahit turun ke babak Play-Ins SEA Championship usai harus finis di posisi ke-4 2022 PMPL ID Spring finals. Kegagalan mereka berbanding terbalik dengan tim yang menjadi ‘saudara kandung’ mereka yakni ION Esports.

Miseryy sebagai In-Game Leader ION Esports saat ini dapat dikatakan sebagai pemain yang berhasil dalam scene kompetitif PUBG Mobile. Keberhasilan ION merupakan salah satu bukti nyata bahwa Miseryy sebagai IGL adalah salah satu pemain kunci yang memberi dampak besar.

ION Esports
ION Esports with Edwin “Starlest” Chia | Kredit: BTR Starlest

Sebenarnya dari perolehan WWCD ION dan BTR RA tidaklah jauh berbeda, akan tetapi performa kedua tim tentu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor besar. Baik semua faktor pendukung dan penghambat dari dalam atau bahkan dari luar tubuh tim, hal inilah yang menjadi pertanyaan.



Pertanyaan tentang “ada apa dengan BTR RA?” tampil gahar dan menjanjikan namun di akhir mereka harus finis di posisi ke-4 dan melaju ke SEA Championship Play-Ins. Hal ini tentu mengundang rasa penasaran banyak orang tentang apa yang menjadi faktor besar mereka tampil kurang maksimal.

ONE Esports kali ini akan membahas hal terkait alasan dibalik kekurangan BTR RA yang membuat mereka harus turun ke babak SEA Championship Play-Ins. Check this out.


BTR RA kurang maksimal di babak final 2022 PMPL ID Spring, Miseryy: “Mereka overthinking..”

Ditemui pada media interview 2022 PMPL ID Spring, Alvin Syahri “Miseryy” Ramadhan memberi tanggapannya terkait performa BTR RA di babak finals kemarin.

ION Esports - Miseryy
Alvin Syahri “Miseryy” Ramadhan | Kredit: ION Esports (Instagram)

Menurut sang IGL, ‘saudara kandung’ nya BTR RA tidak memiliki kendala teknis dalam performa mereka di babak finals kemarin. Namun, jika harus menyebutkan satu faktor besar yang membuat mereka kurang maksimal sehingga terjerembab ke SEA Championship Play-Ins, Miseryy menyebut bahwa BTR RA bermain ‘overthinking’.

“Kalau menurut saya BTR RA itu di sisa satu match kemarin ya, mungkin saya melihatnya mereka overthinking sih. Namun sebenarnya kita tidak pernah tahu pasti ada apa dengan mereka (BTR RA) di sana, tapi menurut saya di match terakhir itu mereka overthinking sekali mainnya, takut mati atau apalah, itu sih kalau menurut saya,” ujarnya.



Well, tampaknya cukup sinergi juga pendapat yang disampaikan oleh Miseryy dengan hasil akhir yang terjadi di lapangan. Memang, babak finals memberikan tekanan/pressure yang pasti berbeda dengan fase liga reguler bagi semua tim termasuk BTR RA.

Kedepannya, hal itu tentu menjadi koreksian atau catatan penting sang pelatih agar nantinya BTR RA dapat kembali pada performa terbaik mereka di babak play-Ins nantinya.

BACA JUGA : Teka-teki perubahan nickname EVOS Microboy