Marsha merupakan sosok besar di scene MLBB Indonesia. Sempat menjadi salah satu tanker terbaik pada masanya, sosok bernama asli Steven Kurniawan itu kini menjadi salah satu konten kreator MLBB terbesar.

Memiliki basis fans tersendiri sejak era Nimo TV, live streaming Marsha begitu laris. Penontonnya bisa sampai puluhan ribu sekali dia melakukan streaming.

Nimo TV, Nimo TV Gala 2021, BangPen, Marsha
Kredit: ONE Esports

Bahkan pada MPL ID S10, Marsha hampir setiap pekan ada di top trending gaming terkait konten streaming MPL-nya. Sebuah bukti bahwa dia begitu ikonik.

Kredit: Instagram/steven.kurniawann

Sayangnya karier profesional Marsha sebagai pemain tak sesempurna itu. Dia belum sekalipun meraih gelar bergengsi. Yang terbaik hanya runner-up sebanyak empat kali.



Marsha ungkap penyesalan terbesar pada karier pro-nya

Pada sebuah live streaming, ada hal menarik yang diungkap pria berkepala plontos itu. Kerap bercanda total di streaming, ia berbicara serius soal penyesalan terbesar di scene profesional.

GPX main MPL ID S10, Oura dan Donkey, Platform streaming pengganti Nimo TV, Trio GPX, Oura Mobile Legends
Sumber: Instagram

Marsha yang menjadi satu dari dua pemain yang pernah memperkuat RRQ dan EVOS, mengaku sempat mendapat tawaran dari Oura untuk gabung EVOS yang kedua kalinya, setelah dia cabut waktu itu.

“Hal yang paling saya sesali di esports itu momen ketika saya baru keluar EVOS, terus Oura panggil saya untuk main di sana lagi. Saat itu saya belum gabung Louvre,” kata salah satu owner GPX itu saat berbincang dengan Eko.

“Saat itu saya bilang ‘tidak bisa harus di Louvre sekarang’. Itu yang saya sesali. Jika kala itu saya komit bareng Oura, saya sepertinya bisa merasakan piala M1,” pungkas dia.

BACA JUGA: EVOS Esports jadi wakil Timnas MLBB Indonesia di IESF WEC 2022