EVOS dan GPX hingga saat ini masih menyisakan banyak pertanyaan di benak setiap penggemar scene kompetitif Free Fire mengapa mereka tidak mengikuti pelatnas. Banyak hal kemudian berkembang dan publik harus tau alasan selengkapnya.

Pelatnas SEA Games 2021 resmi dimulai beberapa hari yang lalu, dan semua atlet yang terpilih dari berbagai jalur seleksi telah berkumpul di lokasi pelatihan untuk memulai proses Pemusatan Latihan Nasional selama beberapa pekan. Semua atlet beserta dengan masing-masing staf kepelatihan telah memulai proses seleksi dan yang terbaik kemudian akan mewakili timnas di ajang pekan olahraga nasional Se-Asia Tenggara tersebut nantinya.

Bertepatan dengan penyelenggaraan pelatnas Free Fire, RRQ Kazu menjadi tim yang terakhir bergabung dari jalur prestasi mengingat bahwa mereka yang sebelumnya bernama Hades telah memiliki segudang pengalaman.

Selain RRQ, beberapa nama-nama atlet lainnya juga diumumkan bergabung dalam tubuh pelatnas. Pemain-pemain potensial tersebut kemudian terpilih dan dinilai oleh Fayad layak untuk diracik menjadi penggawa terbaik untuk mewakili negara nantinya.

Namun, terlepas dari semua atlet yang bergabung dalam pelatnas Free Fire. Pertanyaan terbesar hari ini adalah, mengapa EVOS dan GPX tidak bergabung ke dalam pelatnas? Selain dari beberapa alasan populer yang kami beritakan sebelumnya, berikut ini telah kami himpun informasi detail kronologi dan alasan selengkapnya.



Lebih jauh, ONE Esports akan membeberkan jawaban Fayad selaku pelatih timnas terkait ketiadaan EVOS dan GPX di dalam pelatnas Free Fire. Yuk simak penuturannya di bawah ini:

EVOS dan GPX awalnya akan mengikuti pelatnas

Bersama sang caster kondang Adji Sven, Fayad menjelaskan proses awal pemilihan pelatih, dan juga menyinggung beberapa hal tentang EVOS dan GPX yang awalnya merupakan rekomendasi tim berprestasi untuk bergabung ke timnas.

“Tanggal 2 Januari, saya ngobrol sama Manay soal EVOS dan GPX mendapatkan slot dari jalur prestasi untuk SEA Games. Artinya pelatih masing-masing tim juga berkesempatan untuk menjadi pelatih utama timnas,” ujarnya.

Kemudian Fayad juga membeberkan bahwa Juara Piala Presiden Free Fire 2021, ECHO Esports juga merupakan tim yang berprestasi. Itulah mengapa pelatih mereka, ChrisJo masuk dalam bursa seleksi pelatih timnas beberapa waktu yang lalu.

“Saya tanyakan, siapa lagi kandidat tim-tim yang ada prestasi? Kalau begitu, ECHO dong? kemudian benar saja ChrisJo diminta bersedia mencalonkan diri. Dan yang terakhir ada Kids (pelatih Island of Gods), yang menyandang predikat ‘coach of the year,” ungkap Fayad memberikan kronologi awal kepada Adji.

EVOS dan GPX
Kredit: Instagram/garudaku.esi

Ia mengungkapkan fakta menarik, bahwa dirinya sempat diajak untuk mendampingi sebagai staf. Karena saat itu, proses seleksi berjalan mulus tanpa ada kendala-kendala internal ataupun eksternal.

“Keduanya (Manay dan Riza) itu juga mengajak saya menjadi salah satu stafnya, keduanya ya,” imbuhnya.

Kemudian selain dirinya, Fayad juga menjelaskan bahwa beberapa analis potensial juga sempat direkomendasikan untuk bergabung sebagai staf analis, termasuk Kahfiman dari AURA Esports dan juga Afm dari EVOS Divine.

“Saya diajak, juga ada beberapa analis (lain yang diajak) termasuk Kahfi, dan juga Afm,” sambung Fayad melengkapi tanggapan sebelumnya.

Pembicaraan lalu berlanjut ke arah alasan dibalik ketiadaan EVOS dan GPX, Ia menjelaskan bahwa saat itu, banyak polemik dan kesimpang siuran mengenai perwakilan Indonesia untuk SEA Games.


EVOS dan GPX tidak bergabung karena regulasi FFWS

Selanjutnya, Fayad menyebutkan adanya regulasi FFWS yang menyatakan semua tim yang terlibat dalam event internasional tersebut tidak dapat mengikuti event sejenis di waktu yang sama. Kemudian Fayad menjelaskan bahwa semua tim yang berpartisipasi dalam FFML Divisi 1 memiliki peluang yang sama untuk bisa lolos ke FFWS.

“Muncul regulasi dari FFWS bahwa semua tim yang terlibat (mengikuti tahapan FFWS) tidak diperkenankan mengikuti turnamen yang sama (sejenis) di waktu yang sama,” ujarnya. Hal itu sudah jelas merujuk kepada SEA Games 2021

Terungkap sudah alasan mengapa tidak ada tim-tim divisi 1 yang mengirimkan pemainnya ke pelatnas, termasuk EVOS dan GPX yang direkomendasikan sebagai tim berprestasi.

“Nah ini yang membuat peserta dari Divisi 1 tentu hampir semua berpeluang (untuk lolos ke FFWS), siapapun juara nantinya kan langsung ke sana tuh, baik dari FFML ditambah ada FFIM lagi. Hal ini kemudian membuat Divisi 1 semakin kecil saat itu,” imbuhnya seraya memperjelas pernyataan sebelumnya.

Fayad mengungkapkan itulah alasan yang membuat Manay dan Riza menjadi ragu, dikarenakan kesimpang-siuran regulasi itulah juga mereka mengundurkan diri dari kandidat calon pelatih timnas.

EVOS Manay
Kredit: Instagram/evos.manay

“(Kesimpang-siuran regulasi) akhirnya membuat Manay dan Riza ragu. Tuntutan totalitas terhadap tim membuat mereka sulit mengambil keputusan untuk menjadi pelatih timnas Indonesia,” tandasnya.

Lebih jauh, Fayad mengungkapkan satu fakta menarik ketika sebelum Manay dan Riza mundur, bukan ChrisJo yang terlebih dahulu mengundurkan diri melainkan Kids selaku pelatih IOG dengan alasan fokus mengurus tim. Hal itu kemudian diikuti oleh beberapa kandidat lainnya.

“Setahu saya ChrisJo, yang paling pertama mundur dari kandidat itu adalah Kids. Alasannya dia pengen fokus buat tim karena dia sadar lagi nge-build timnya, Kemudian ChrisJo diikuti oleh ManggisKun” ungkapnya.


Nah itu dia survivors, alasan dibalik kenapa EVOS Divine dan GPX tidak bergabung ke dalam pelatnas. Sebagai bagian komunitas yang baik, mari kita dukung semoga siapapun nantinya yang akan mewakili, dapat memberikan sumbangsih terbaik dan prestasi gemilang bagi Indonesia!

Ikuti ONE Esports di Instagram untuk berbagai berita, perkembangan turnamen, highlight, tips&trick dan konten Free Fire menarik lainnya ya.

BACA JUGA : Senjata marksman Free Fire (FF) tersakit 2022