Juara FFWS 2022 Sentosa yakni Attack All Arround (AAA) berhasil membawa Thailand mencetak sejarah baru dalam scene kompetisi Internasional sebagai negara dengan gelar juara internasional terbanyak sejauh ini dibandingkan negara lainnya.
Walaupun di lain sisi EVOS Phoenix gagal meraih ‘back-to-back’ champion usai hasil antiklimaks yang mereka terima di akhir pertandingan. Namun, hal tersebut tetap menjadi kebanggaan tim-tim scene kompetitif Thailand secara menyeluruh.
Bahkan, fakta menarik lainnya jarak poin antara Attack All Arround dengan EVOS Phoenix hanya bekisar satu poin saja. Benar-benar satu bukti nyata bahwa kedua tim ini seolah ‘menggoreng-goreng’ tim-tim lainnya dengan mudah pada ajang FFWS 2022 Sentosa.
- FFWS 2022 Sentosa Finals: Attack All Arround berhasil merengkuh gelar juara!
- 3 Kunci keunggulan Thailand di FFWS 2022 Sentosa versi ManggisKun
Keunggulan yang benar-benar tidak terbandingkan dengan negara lainnya, sebenarnya Indonesia juga merupakan sosok penantang kuat untuk bisa disandingkan dengan Thailand. Namun, dengan hasil yang kurang memuaskan ini tampaknya Indonesia masih harus berbenah dan belajar dari keunggulan Thailand sebagai juara.
ONE Esports kali ini akan membahas apakah dengan adanya AAA menjadi juara FFWS 2022 menjadi bukti bahwa Thailand kini mendominasi Free Fire dunia?
AAA rengkuh gelar juara FFWS 2022 Sentosa, Adji Sven: “Menurut saya Thailand kini menjadi penguasa Free Fire dunia”
Melalui text interview eksklusif Adji Sven dengan ONE Esports, ia menanggapi beberapa hal terkait AAA yang kini berhasil menjadi juara FFWS 2022 Sentosa.
Pertama, Adji Sven mengapresiasi tim asal Thailand tersebut yang berhasil menjadi juara baru FFWS usai pada tahun sebelumnya, tim senegaranya EVOS Phoenix meraih gelar tersebut.
“Berbicara tentang Attack All Arround saya pribadi salut banget mereka bisa menjadi juara sebagai tim yang ‘meneruskan’ warisan EVOS Phoenix dari Thailand ya. Mereka luar biasa banget, asli nontonnya kemarin penuh keseruan,” ujarnya.
Menurut Adji (sapaannya), mentalitas AAA sebagai sebuah tim sangat harus diapresiasi karena faktanya mereka benar-benar bermain dengan tanpa beban (lepas) dan hanya mengerahkan kekuatan penuh mereka sebagai sebuah tim yang layak untuk menjadi juara.
“Saya salut dengan mentalitas mereka tentunya, mereka itu bermain ‘lepas’ saja, yang mana itu bagus dan tidak memberikan beban/pressure sebagai sebuah tim. Mereka mau jadi juara ya sudah, mereka hanya perlu memberi penampilan yang terbaik,” tuturnya.
Lebih jauh, Adji mengungkapkan bahwa disiplin dalam permainan merupakan kunci bagi Thailand dapat bermain dengan baik dalam setiap turnamen internasional maupun liga domestik.
“Kalau harus dijawab apa yang membuat mereka (AAA & EVOS TH) bisa demikian unggul tentu saja disiplin dalam permainan ya. Kita lihat kedua tim ini, mereka lebih bermain pasif di awal, looting-looting coba secure compound yang menguntungkan lalu bergerak ke arah mid-game, objektif gaming itu benar-benar sangat berguna bagi mereka,
Walau kadang bermain pasif di awal tapi tak jarang kita bisa lihat mereka juga bisa bermain “berani” dengan mencoba secure poin-poin kill di awal untuk menaikkan mental mereka,” sambungnya.
Maka, tentu tidak mengherankan banyak pihak bagaimana jarak antara AAA dengan EVOS Phoenix dan juga dengan tim lainnya cukup menjadi sorotan. Menurut Adji, kemenangan ini memastikan bahwa kini Thailand mendominasi scene kompetitif Free Fire dunia.
“Saya sangat bangga dengan fakta bahwa dulu, pada FFWC 2019 kita (Indonesia) mengukir sejarah baru sebagai juara perdana kompetisi Free Fire dunia melalui EVOS Capital ya. Akan tetapi, kalau melihat dari beberapa turnamen internasional terakhir baik Asia maupun juga Internasional, saya bisa bilang bahwa Thailand kini menjadi penguasa Free Fire dunia,” pungkasnya.
BACA JUGA : Sabet emas dan perak, Adji Sven: “Mentalitas timnas Free Fire Indonesia lebih baik!”