Dipersembahkan kepada Anda dalam kemitraan bersama Samsung Galaxy A Series 5G

Bella Victoria atau yang memiliki nama panggung Bella “Heartfire” Victoria saat ini dikenal sebagai salah satu caster Valorant ternama di Indonesia.

Bersama dengan beberapa co-caster seperti Momochan, Nona Berlian hingga Charity Tamara, ia adalah salah satu wajah yang sudah cukup familiar alias dikenal oleh banyak penggemar. Wajahnya sudah tidak asing lagi selalu menghiasi setiap turnamen Valorant di Indonesia, baik pada level APAC hingga turnamen level dunia seperti Masters dan Champions.

Sebagai salah satu caster, perjalanan Bella Victoria sudah cukup panjang. Sebelum menjadi caster, ia sempat menjadi brand Ambassador berbagai tim. Lalu, ia meniti kariernya sebagai caster Valorant, game FPS besutan Riot Games yang dirilis pada tahun 2020.

Perjalanan kariernya sebagai caster juga cukup berliku. Mulai dari menjadi caster turnamen komunitas, perlahan ia mendaki menuju panggung impian semua caster.

Hingga sampai VCT Game Changers Championship 2022, Berlin beberapa waktu yang lalu ia masih ambil peran di dalamnya. Baik turnamen scene kompetitif pria maupun wanita, semua sudah dikuasai oleh Bella Victoria.



Di luar dari kariernya sebagai caster, ternyata ia adalah seorang gamer yang cukup kompeten. Ia dikenal sebagai sosok pemain yang sudah mengenal berbagai game bahkan ketika ia menginjak usia belia (masa sekolah). Ada cerita-cerita unik di mana ia sempat dibully sebagai gamer dan berbagai cerita unik hidup dalam keluarga non-gamer.

Penasaran dengan bagaimana perjalanan cerita karier Bella Victoria dari seorang gamer menjadi caster kenamaan di Indonesia? Let’s check this out.


Mengenal Bella Victoria, seorang gamer yang kemudian meniti karier sebagai caster ternama

Bella Victoria, Valorant
Bella “Heartfire” Victoria | Kredit: GLHFSON

Dalam konten podcast bersama dengan Antonius “SON” Willson, ada beberapa cerita menarik tentang Bella Victoria yang mungkin tidak banyak diketahui oleh orang banyak. Salah satunya, bagaimana Bella dulunya mengenal game dari permainan Play-Station (PS).

Ia bermain PlayStation karena ayahnya ternyata juga menyukai game, namun Bella hanya memainkan beberapa permainan casual saja.

“Game pertama yang saya mainkan, (101) Dalmatians. Tapi saya tidak terlalu ingat, karena waktu itu masih kecil sekali. Saat itu saya masih TK (Kanak-Kanak) atau SD, soalnya PlayStation-Darinya punya ayah saya dia suka bermain game sepak bola PES atau apa begitu,” ucap Bella.

Kemudian, beranjak sedikit lebih tua ia bermain dengan genre game MMORPG seperti Alphabel Online, hingga Dragon Nest.

“Dulu sebelumnya saya bermain game mobile bernama Alphabel Online. Mainnya di Ipad, terinspirasi dari SAO (Sword Art Online), lebih mirip seperti Perfect World,”

“Saya suka dengan game RPG karena dulu suka SAO, kemudian saya cari di Play-Store keluarlah Alphabel Online. Kemudian saya bermain Dragon Nest di PC, kelas 1 SMP. Saya tidak pernah bermain game lain kecuali Dragon Nest, download Discord dan lainnya dari situ,” sambungnya.

Dari Dragon Nest, kemudian Bella mengenal berbagai game PC lainnya seperti Team Fortress, lalu Steam memulai perjalanan bermain DOTA 2.

“Tidak lama bermain Dragon Nest karena teman-teman saya sudah pindah bermain Team Fortress 2. Saya download Steam, kemudian bermain DOTA 2 karena CS:GO masih berbayar,”

“Saya main TF, DOTA tergantung apa yang teman-teman mainkan waktu itu di Discord,” tuturnya.

Bella kemudian mengungkapkan pengalaman kurang menyenangkannya sebagai seorang gamer di usia muda. Ia sempat di-bully oleh teman-teman sekolahnya karena ia menyukai hal-hal seperti game hingga Anime.

“Saya di-bully, waktu SMP saya di-bully karena saya dianggap wibu, main game. Di-bully melalui platform ask.fm, waktu itu ada ask.fm, dilabrak teman sekolah. Saya suka anime hingga mendalami cosplay dan lainnya, makeup dan lain-lain mereka tidak suka,”

“Saya post di Instagram lalu mereka membully saya. Saya akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah karena hal tersebut,” ungkap Bella.

Usai beberapa peristiwa yang kurang menyenangkan, Bella Victoria kemudian memperkuat eksistensi diri dengan CS:GO dan berbagai game lainnya hingga akhirnya ia menjadi bagian dari Team RRQ. Sebagai Brand Ambassador ia memulai karier baru di scene esports.

Berpisah dengan Team RRQ, Bella kemudian berlabuh sebagai Brand Ambassador ke tim esports lainnya yakni Rebellion Esports. Dan dari sana ia mengakhiri karier sebagai Brand Ambassador kemudian banting setir menjadi caster Valorant.

Sebagai caster Valorant, ia memulai karier dari berbagai event-event ketika awal Valorant dirilis. Bersama dengan salah satu caster juga, SON, ia sudah menjadi pilar utama sebagai caster wanita kemudian diikuti oleh hadirnya Momochan, Nona Berlian dan Charity Tamara.

“Saya mulai nge-cast Valorant di Legend Series bersama Avian ‘Whyphy’ (GM Alter Ego). Saya mulai mendalami karier sebagai caster Valorant di esports academy,”

“Ada beberapa event, Legends Series, KASKUS OMEN, terus saya cast di Metaco baru First Strike. Metaco dulu, ada event online baru First Strike. Habis First Strike, ada Easter Eggs dan dari sana jiwa saya sebagai caster mulai kelihatan,” ucap Bella.

Selain menjadi caster Valorant. Bella Victoria juga diketahui sempat bergabung dengan salah satu tim esports sebagai pemain. Bella bergabung dengan tim BIGG Scythe, salah satu tim yang memiliki divisi ladies Valorant di Asia Tenggara.

Kredit: BIGG Gaming

“Awalnya mencoba menjadi pro player di GWL (Girl With Love), baru ke BIGG. Karena dari CS:GO dulu nge-team untuk ladies ga ada scenenya. Jadi karena passion (belum kesampaian) saja belum pernah soalnya,” tuturnya.

Namun ia tidak bertahan lama sebagai pemain, mengingat padatnya jadwal sebagai caster di sisi lain. Tuntutan untuk terus berlatih dan bermain Valorant juga tampak begitu berat bagi Bella. Akhirnya, ia memilih untuk terus berfokus menjadi caster.

“Pertama saya menyadari (di BIGG), saya sibuk bermain Valorant terus nge-cast juga Valorant. Jadi saya merasa saya tidak bisa seperti itu terus. Dan di situ saya sedang menyukai game lain, kalau sebagai pro player di luar jam kerja (nge-cast) harus grinding Valorant,”

“Sekarang ada ketentuan jika tim Franchise harus memiliki tim ladies. Misalnya RRQ mau tarik saya sebagai pro player bisa saja. Tapi ya saya sudah merasakan bagaimana berkompetisi di panggung internasional walau tidak menang, jadi ya hasrat menjadi pro player Valorant untuk saya sudah nihil (hilang),” pungkasnya.

Hingga sampai saat ini, Bella Victoria masih berfokus untuk menjadi caster seperti terakhir pada VCT Game Changers Championship. Di samping nge-cast, ia juga kerap mengisi konten-konten di kanal YouTube Valorant Esports Indonesia.

BACA JUGA : Debut Team RRQ kurang berkesan, ujian besar bagi TehbotoL?