META Valorant triple initiator menjadi salah satu trik khusus tim juara asal region Korea, DRX Vision Striker dalam memenangkan VCT KR Stage 2.

Sebagai tim juara bertahan yang cukup tangguh, mereka menciptakan sebuah meta yang cukup unik dan penuh resiko. Karena sebenarnya, META triple initiator bukanlah sebuah meta tetap yang akan bekerja untuk waktu yang berkelanjutan (terus menerus). Ada banyak pertimbangan teknis mengapa META ini tergolong riskan.

Diperkuat oleh BuZz selaku salah seorang bintang DRX yang cukup ternama dengan permainan Chamber yang luar biasa. Tim mereka berhasil memberikan permainan yang gemilang terbukti dengan pemakaian utility yang baik didukung komunikasi tim yang sempurna.

Meta Valorant - DRX BuZz
Kredit: Riot Games


META triple initiator yang mereka gunakan sangatlah cocok dengan kekuatan tim yang dimiliki, membuat mereka dapat memaksimalkan kemampuan dari setiap agent dan utility yang digunakan di dalam setiap permainan yang dijalani.


DRX BuZz jelaskan bagaimana META Valorant triple initiator bekerja dengan baik

Kredit: DRX VS (Instagram)

Sebagai juara bertahan VCT Korea, DRX selalu mencoba menerapkan berbagai metode baru pada scene kompetitif regionnya. Aim mereka yang sangat luar biasa tepat sasaran menjadi nilai plus yang utama namun DRX lebih dipuji berkat kerja sama timnya yang kuat serta memaksimalkan berbagai agent dan utility yang mereka miliki.

Namun yang lebih mengesankan dari DRX adalah cara bermain mereka yang sangat adaptif terlebih saat memakai agent baru seperti Fade, yang lebih banyak digunakan pada saat turnamen VCT Stage 2 dimulai sebagai Initiator baru.

DRX tercatat aktif menggunakan Fade dalam berbagai map sepanjang gelaran VCT KR Stage 2 mulai dari map Fracture, Bind, Split hingga Ascent. Ascent merupakan salah satu map yang menjadi andalan DRX dalam setiap turnamen, menurut BuZz kemampuan Fade sangatlah cocok digunakan di Ascent karena banyaknya celah sempit yang kerap memancing pertempuran.

“Fade sangatlah efektif digunakan dalam setiap celah sempit dan kemungkinan adanya serangan dari tim lawan, itulah mengapa kami menyertakannya sebagai agent pilihan,” ujarnya.



META triple initiator mengharuskan tim DRX untuk membuat para pemain lebih bermain dengan sedikit duelist. Jika harus bermain duelist, mereka cenderung memilih Neon (untuk map Fracture dan Split), dan Jett (untuk map Haven dan Ascent).

Pada map Breeze, DRX menggunakan susunan lineup agent KAY/O, Skye dan juga Sova. Menjalani tiga pertandingan semua membuahkan kemenangan, berkat efektivitas META Valorant triple initiator yang telah disebutkan. Uniknya, walau tidak mengandalkan banyak duelist, permainan mereka malah lebih agresif.

“Menurut saya menggunakan triple initiator cukup baik untuk kita jika mau bermain dengan agresif, tim kami telah membuktikannya,”

“Kita bisa bermain dengan lebih cepat pada map seperti Ascent atau Breeze sebagai sisi attacker,” ungkap BuZz.



Resiko META Valorant triple initiator

Walau memiliki sisi positif dan kelebihan seperti yang telah dijelaskan di atas. Triple initiator tentu punya kekurangan tersendiri.

“Bertahan dengan beberapa initiator dapat memicu permainan yang kurang optimal dan hal itu masih menjadi perhatian kami,” sambungnya.

VCT Challengers Indonesia Stage 2
Daffa “Davee” Rizky | Kredit: Daffa “Davee” (Instagram)

Initiator seperti Fade dan Sova memang cukup efektif dalam mengungkap posisi lawan, namun sentinels dan controller tentu bermain lebih efektif. Hal itu juga disoroti oleh Davee selaku caster VCT yang cukup mengenali META Valorant triple initiator.

“Menurut saya sih bagus, tapi kembali lagi memang ada map tertentu kita bisa menerapkan metode DRX ini di dalam permainan. Ga semua map bisa berhasil dengan META ini, dan kita juga harus perhatikan komposisi agent tim lawan agar dapat menyiapkan strategi counternya,” ujar Davee.

Davee pun menambahkan jika META ini terlihat cukup sulit untuk diterapkan di Indonesia dan mungkin di region KR saja dapat bekerja dengan baik bersama tim DRX.

“Untuk penerapan di scene Indonesia saya rasa belum efektif, karena satu META ini memiliki resiko yang cukup tinggi. Mungkin masih akan efektif di Korea saja bersama dengan DRX, walau sebenarnya tim di Indonesia juga cukup baik,”

“Sekali lagi memakai META ini masih membutuhkan perhitungan yang cukup tinggi, dan hanya tim kelas dunia seperti DRX saja yang layak menggunakannya,” pungkasnya.


Pembahasan yang cukup unik ya teman-teman. Apakah kalian mau mencoba menerapkan ini bersama rekan setim kalian? Ayo silahkan coba!

BACA JUGA : Agent baru Valorant ke-21 kembali hadir, siapa dan kapan akan dirilis?