Bintang Gambit Esports Ayaz “nAts” Akhmetshin terus berkibar sejak menciptakan meta lurking yang sekarang coba ditiru oleh tim-tim peserta dari semua wilayah di Valorant Champions 2021.

Setelah Gambit Esports berjaya di VCT Stage 3 Masters Berlin, tim seperti Vision Strikers mempelajari gaya bermain unik milik nAts dan menyadari betapa efektifnya permainan ini di hadapan pasukan-pasukan terbaik Valorant di dunia.

Pemain berusia 19 ini bahkan mencatat clutch di sejumlah round yang sebelumnya terlihat mustahil untuk dimenangkan saat bermain melawan G2 Esports di Berlin Master, dia membantu Gambit Esports mencatatkan kemenangan pertama 13-0 di turnamen LAN internasional.

ONE Esports mendapat kesempatan mewawancarai nAts di tengah-tengah kesibukannya tampil di Valorant Champions dan sang super star memberikan informasi menarik tentang gaya bermainnya yang dapat kita terapkan.

Apa itu gaya bermain lurking?

Viper in the backdrop of her ultimate, Viper's Pit
Credit: Riot Games

Lurking adalah ketika ada agent dari attacking team yang melakukan serbuahn ke wilayah map lawan, menunggu pergerakan lawan, dan secara diam-diam menghabisinya dari belakang.

Para lurker biasanya bergerak berdasar pada informasi yang mereka dapatkan, bahkan terkadang mengorbankan rekan satu tim untuk mendapatkan posisi yang lebih baik di map.

Panduan lurking dari nAts

Gambit Esports' nAts lurk guide from VCT Stage 3 Masters Berlin
Credit: Riot Games

Panduan ini akan membantu pemain untuk lebih memahami permainan. Cara main lurker berbeda dari cara main duelist atau initiator. Peran ini milik sentinel atau controller agent seperti Cypher dan Viper, karakter yang superior soal positioning dan pengumpulan informasi. Agen-agen ini juga bisa menembus garis lawan menggunakan smokes untuk menyelinap di map.

“Hal terpenting yang ingin saya katakan tentang lurking adalah, bagaimana kita memahami permainan lawan, karena hal tersebut sangat berarti,” buka “nAts. “Melalui informasi-informasi yang didapat, kita bisa mengerti permainan mereka, kita bisa tahu area map yang kosong, dan memahami pola-pola tertentu, dengan demikian kita dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka prediksi.”

Menurut nAts, pemain harus membuat catatan khusus di setiap round tentang penempatan agen musuh dan di bagian map mana yang mereka pertahankan. Informasi-informasi ini digunakan utuk merapat ke lawan sedekat mungkin hingga kita bisa mendengar footstep atau agent abilities ketika lawan mengambil keputusan untuk melakukan rotasi mid-game.

“Hal berikutnya adalah, kita harus melakukannya dengan penuh rasa percaya diri,” lanjutnya. “Jika kamu tidak yakin, maka akan sulit mengeksekusi rencana permainan. Kita harus siap berduel setiap saat dan kamu harus memenangkannya untuk menjadi lurker yang bagus.”



Scene pro Valorant bergeser ke meta lurking

Gambit Esports, VCT Stage 3 Masters Berlin
Credit: Riot Games

Ketika Gambit Esports menang VCT Stage 3 Masters Berlin, nAts mengatakan gaya bermain timnya fokus pada melambatkan tempo permainan saat mengumpulkan informasi sebelum mengambil keputusan pergerakan berikutnya.

“Sebenarnya masih banyak hal yang dapat dilakukan dengan gaya bermain kami, tetapi di Masters Berlin memainkan tempo lambat sehingga membuat lawan kesal. Strategi ini berhasil,” kenangnya. “Poin penting dari permainan kami adalah secara perlahan mendapatkan informasi tentang lawan lalu mematahkannya di akhir round.”

nAts mengaku terkejut ketika tim-tim lain mulai meniru gaya bermainnya dan memperlihatkannya di Valorant Champions.

“Saya pernah memikirkan ini sekitar dua tahun lalu, jika suatu waktu banyak orang yang meniru saya,” umbuhnya lagi. “Tetapi, saya masih terkejut melihat banyaknya orang yang melakukannya setelah Masters Berlin.”

Gaya baru lurk nAts di Valorant Champions

Valorant agent Viper and Gambit Esports pro player nAts at Valorant Champions 2021
Credit: Riot Games, ONE Esports

Berikutnya adalah gaya bermain nAts yang terus berevolusi hingga lebih sulit lagi untuk diprediksi. Dengan begitu banyak tim yang mempelajarinya, nAts melihat ada sejumlah perubahan.

“Untuk sekarang, saya sedang mencoba melakukan hal baru. Maksud saya lurking adalah lurking. Semua orang akan menunggu dan mengantisipasi kemungkinan kemunculan saya,” jelasnya lagi. “Dan karena alasan itu, saya secara konsisten harus menciptakan hal-hal baru karena akan sulit mengulang hal yang sama ketika orang-orang sudah siap mengantisipasi.”

Mindset ini sepertinya tercipta di balik kekalahan 13-0 Gambit Esports dari Acent di Bind di turnamen Red Bull Home Ground pada November lalu, ketika Gambit harus puas di peringkat 5-8.

“Kamu sendiri tahu, setelah Masters Berlin banyak orang yang berusaha membuat jengkel dan menghancurkan gaya bermain saya,” lanjutnya. “Itu juga yang coba saya lakukan saat bermain. Seperti di Bind dan Icebox. Saya akan berusaha membuat mereka kesal untuk kemudian mengambil alih kendali map.”

BACA JUGA: Membongkar gaya bermain semua region di Valorant Champions 2021