CEO Team RRQ, Andrian Pauline atau yang akrab disapa Pak AP, memberikan pandangannya mengenai apa yang membuat RRQ Hoshi tidak mampu meraih kemenangan menghadapi wakil-wakiil Filipina di M3 World Championship, padahal memiliki kualitas yang setara untuk menjadi yang terbaik.

Di ajang M3, RRQ Hoshi harus finis di peringkat kelima/enam setelah mengalami dua kekalahan beruntun atas ONIC PH dan Blacklist International, sama-sama dengan skor 0-3.

RRQ Hoshi, Mobile Legends, M3 World Championship
Sumber: ONE Esports

Selain menjadi pencapaian terburuk di sepanjang eksistensi mereka di M Series, hasil ini juga secara tidak langsung menunjukkan bahwa RRQ Hoshi memang kalah kualitas dari kedua wakil Filipina itu.

Di sisi lain, ONIC Esports sebagai wakil Indonesia lainnya di M3, juga harus tersingkir dari kejuaraan dunia Mobile Legends tersebut setelah mengalami kekalahan 1-3 dari Blacklist International.

Lalu, apakah kualitas permainan tim-tim MPL PH saat ini memang sudah jauh meninggalkan MPL ID, hingga mereka sukses menghadirkan All Filipino Finals di M3? Jika dirasa tidak, lantas faktor apa yang menjadi penyebabnya?

Blacklist International members lifting the trophy at the M3 World Championship
Kredit: Moonton


Pak AP sebut RRQ Hoshi tidak kalah jago, tetapi kalah pintar

Team RRQ, Andrian Pauline, Pak AP
Kredit: Instagram/RRQ_AP

Dalam wawancara eksklusif bersama ONE Esports, Pak AP memberikan pandangannya mengenai apa yang terjadi kepada RRQ Hoshi di M3. Dalam hal kualitas, ia percaya bahwa Vynnn dkk memiliki kualitas dan kemampuan yang cukup besar untuk menjadi juara.

Namun di sisi lain, Pak AP juga mengakui bahwa ada faktor lain yang dimiliki wakil-wakil Filipina di M3 dan menjadi kelebihan utama mereka ketimbang tim-tim lain. Semua ini bukan karena kalah kualitas dalam bermain, tetapi kalah pintar dengan ONIC PH dan Blacklist International.

“Terlepas dari hasil final MPL ID (Season 8), targetnya utamanya memang M3. Tetapi mungkin bisa dibilang kalah pintar sih dengan (tim-tim) Filipina, bukan kalah jago. Karena pada dasarnya, mereka adalah teman sparring kami dan keduanya sudah saling tahu kekuatan dan kekuarangan masing-masing,” ucap Pak AP kepada ONE Esports.

“Permasalahannya adalah, dari MPL ID atau MPL PH ke M3, mereka sangat berkembang dan menyerap ilmu banyak sekali. Sementara kami (RRQ Hoshi) tidak. Di M3 mereka menunjukkan sesuatu yang tidak kami miliki. Semoga di kesempatan berikutnya, hal ini tidak terjadi lagi dan kami bisa mendapatkan benefit dari latihan melawan mereka,” tuturnya.

Mobile Legends, ONIC PH, BTK, M3, Coach Yeb, Baloyskie, Dlarskie
Kredit: Moonton

Sejauh ini, banyak pihak yang menyebut bahwa game MOBA merupakan salah satu yang paling rumit dan sulit untuk benar-benar dikuasai sepenuhnya. Hal ini membuat siapapun yang mampu menemukan gameplay terbaik dan cara bermain paling efektif lah yang berpeluang besar meraih kemenangan, meski satu kesalahan pun bisa membuyarkan semuanya.

Sebagai bagian dari komunitas Mobile Legends dan esports Tanah Air, kita tentu sangat berharap tim-tim Indonesia bisa semakin mengembangkan diri dan menemukan cara terbaik bagi mereka dalam bermain. Jika hal ini tidak bisa dilakukan, akan sangat sulit untuk merebut kembali tahta juara dunia Mobile Legends dari tangan wakil-wakil Filipina.

BACA JUGA: Eksklusif: Pak AP sebut tidak ada hal positif untuk RRQ di 2021! Ini penjelasannya