Bagi penggemar scene esports MLBB, tak hanya di Indonesia tetapi dunia, siapa yang tak kenal dengan Oura. Mantan player EVOS Legends tersebut merupakan salah satu legenda di kompetitif MLBB.

Di sepanjang sejarah MLBB dunia, Oura merupakan player pertama yang berhasil menyabet gelar MVP di ajang M Series. Kemampuannya sebagai pro player juga tidak diragukan lagi, bahkan hingga sukses mengangkat popularitasnya di komunitas game MOBA mobile ini.

Player bernama lengkap Eko Julianto tersebut merupakan pemain dari angkatan pertama yang sudah mencicipi kerasnya persaingan scene kompetitif MLBB. Ia sudah bermain bersama Saints Indo di turnamen resmi Moonton pertama, yaitu Mobile Legends Southeast Asia Cup alias MSC 2017 usai menjadi yang terbaik di kualifikasi Indonesia.

Ketika MPL ID S1 resmi digelar, Oura memilih untuk bergabung dengan EVOS Esports untuk mengikuti kualifikasi 2. Ia bersama tim pun sukses mengamankan slot ke babak reguler season.

Tak hanya lolos ke reguler season, EVOS Esports pun saat itu nyaris langsung menjadi juara MPL Indonesia pertama usai sukses mengarungi upper bracket dengan mulus di babak playoff. Namun mereka harus tumbang 2-3 dari Team NXL yang sebelumnya sempat mereka kalahkan di final upper bracket.

Mobile Legends, MLBB, EVOS Legends, Oura, REKT, Wann
Kredit: Instagram/Ekoju

Kendati gagal, Oura tak pantang menyerah. Apalagi timnya juga mengalami pasang surut yang sangat drastis di beberapa gelaran MPL berikutnya.

Baru di MPL ID S4, Oura berhasil menikmati manisnya gelar juara bersama EVOS Legends. Padahal dirinya mengaku bahwa para pemain mereka saat itu hanyalah sekumpulan “orang-orang gagal”.

Namun, gelar juara MPL ID S4 tersebut berhasil didapat Oura dan EVOS Legends bukanlah disebabkan karena hoki semata. Buktinya mereka berhasil melanjutkannya hingga menjadi juara dunia di M1 dan menyabet medali perak di SEA Games 2019 untuk timnas MLBB Indonesia.

Akan tetapi, kejayaan tersebut menjadi akhir dari perjalanan karier Oura di scene kompetitif MLBB. Dirinya memutuskan untuk pensiun dan fokus menjadi content creator dan influencer yang juga berhasil membesarkan namanya hingga saat ini.

Hubungan Oura dengan game sudah dimulai sejak 2 SD

Oura, M4 World Championship, Mobile Legends Bang Bang
Kredit: MPL Indonesia

Semua pencapaian yang berhasil didapat Oura tersebut tentu saja merupakan hasil dari kerja keras dan pengorbanan yang telah dilakukan di masa lalu. Hal ini bahkan sudah ia lakukan sejak masuh duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Hubungan Oura dengan game ini sudah terjadi sejak kelas 2 SD. Sejak saat itu, ia sudah mulai menggemari dan mendalami game MOBA dengan cukup serius di warung internet, yaitu Dota.

“Hubungan saya dengan game itu, terutama online ya, sudah dimulai sejak 2 SD dan memang sudah langsung main game MOBA. Sejak saat itu memang sudah sangat rutin main MOBA,” ucap Oura kepada ONE Esports.

“Walaupun diselingi dengan game ber-genre berbeda, tetapi waktu yang dihabiskan untuk MOBA jauh lebih banyak. Saya memang sudah sangat tertarik dengan game ini,” tuturnya.

Kendati Dota dan MLBB merupakan dua game yang berbeda, tetapi tentu saja ada banyak hal yang bisa ia implementasikan dalam bermain. Hal ini juga yang membuat dirinya bisa berkembang lebih cepat dalam bermain MLBB.

Bahkan dalam bermain MLBB, Oura mengaku dirinya tidak menjadikan satu pun player lain yang ia jadikan panutan saat itu. Hal ini tidak terlalu mengherankan karena dirinya memang termasuk ke dalam angkatan pertama pro player MLBB di Indonesia.

Kepada ONE Esports, Oura juga mengaku bahwa salah satu sosok yang ia jadikan inspirasi dalam bermain game adalah player legendaris Dota yang pernah menjadi bintang utama Natus Vincere saat menjuarai The International 1 (TI1), Danil “Dendi” Ishutin.

“Sebenarnya saya menjadikan Dendi sebagai panutan karena dia menginspirasi saya menjadi pro player. Bukan dari segi permainannya. Apalagi game kami berbeda, meski saya juga pernah menjadi midlaner karena dirinya,” kata Oura.

Awalnya, Oura memang memiliki cita-cita untuk menjadi pro player Dota. Namun dengan kondisinya pada saat itu dan scene game MOBA tersebut tidak terlalu besar di Indonesia, hal tersebut diakui sangat sulit untuk dicapai.

Kredit: Moonton

Beruntung, ia diperkenalkan dengan game MLBB oleh teman-temannya. Meski game buatan Moonton tersebut belum sebagus saat ini, tetapi jauh lebih populer di Indonesia dan punya banyak pemain.

“Hingga pada 2017, saya melihat ada game MOBA yang berkembang sangat pesat yaitu Mobile Legends, jadi saya mencoba untuk masuk ke situ,” katanya.

Sebagai mantan pemain Dota, Oura tentu telah mengetahui beberapa hal dasar dalam bermain MOBA dan bagaimana cara memulai bermain MLBB. Salah satunya adalah menemukan dan mempelajari hero yang terbilang overpowered (OP) untuk memperbesar peluang meraih kemenangan.

Hal inilah yang membuat dirinya menjadi player Fanny. Saat itu, hero assassin tersebut adalah yang paling OP dalam bermain dan belum banyak counter-nya, meski sangat sulit untuk mempelajari dan menguasainya.

“Tentu saja awalnya saya research dan mempelajari semua hero. Saat itu ada salah satu hero yang OP banget, yaitu Fanny. Sejak saat itu saya spam terus bermain Fanny dengan memasukkan basic dari game MOBA lain ke dalam MLBB,” ucap Oura.

“Bisa dibilang saat itu cukup beruntung karena game-nya masih baru dan orang lain main hanya untuk bersenang-senang. Mereka tidak melihat heronya,” tuturnya.

Dengan terus-menerus memainkan Fanny, Oura pun menjadi sangat mahir dalam memainkannya. Bahkan dirinya sempat masuk ke daftar top global.

Hero ini juga yang membuat dirinya berhasil mengantarkan Saints Indo menjuarai kualifikasi 2 region Indonesia untuk tampil di MSC 2017.

Tak hanya latihan, banyak pengorbanan Oura untuk jadi pro player

Oura, MLBB, GPX
Sumber: ONE Esports

Kedati terlihat menyenangkan memiliki pekerjaan sebagai pro player, mereka tidak hanya latihan dan bertanding game yang dimainkan. Namun ada banyak perjuangan dan pengorbanan di balik itu semua.

Selain waktu yang telah dihabiskan, baik sebelum atau saat menjadi pro player, ada banyak pengorbanan yang telah diberikan demi mengejar impian. Salah satunya adalah tinggal berjauhan dengan keluarga, teman, dan orang terdekat.

Hal ini juga dialami oleh Oura saat memutuskan untuk merantau ke Jakarta demi menjalankan karier sebagai pro player MLBB dengan meninggalkan keluarganya di Batam. Bahkan pada saat itu, istrinya sedang dalam kondisi hamil.

Selain meyakinkan keluarga dengan pilihannya menjadi pro player ini, Oura juga mengaku ia juga harus bisa meyakinkan diri sendiri untuk bisa sukses di Jakarta.

“Pengorbanan pertama itu dari segi kesiapan saya pribadi, baik secara waktu yang akan dihabiskan dan mental bahwa saya ke Jakarta itu bakal berhasil atau tidak,” katanya.

“Selain itu, tentu saja saya memikirkan keluarga. Apalagi saat itu istri sedang hamil dan harus saya tinggalkan, meski dua pekan sekali saya bolak-balik ke sana terus. Mungkin ini yang menjadi pengorbanan terbesar saya.”

EVOS Legends juara M1 Wann
Wann REKT Oura Donkey Luminaire EVOS Legends Sumber: ONE Esports

Mental tersebut juga lah yang membuat Oura tidak mudah patah semangat ketika menjadi pro player MLBB. Soalnya, kariernya juga tidak langsung melesat sejak awal dengan penghasilan yang juga tak banyak dan menentu.

Pengorbanan lainnya yang harus dilakukan adalah memikirkan bagaimana cara untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan. Mengenai hal ini, Oura punya beberapa kebiasaan atau ritual yang berhasil ia terampak kepada rekan-rekan setimnya, terutama saat bermain di EVOS Legends.

Salah satu hal yang paling pantang untuk dilakukan sebelum bertanding adalah makan. Jika mereka melakukannya, hal tersebut akan berakibat fatal di pertandingan.

“Ritualnya adalah jangan makan karena mereka (para pemain) pada kolesterol. Kami berlima itu tidak ada yang makan (sebelum tanding), karena kalau makan kita semua jadi ngantuk dan akan menjadi kesalahan fatal. Kami pasti kalah,” tutur Oura.

Selain makan, ada hal lainnya yang tidak boleh dilakukan oleh para pemain jelang hari pertandingan. Hal-hal tak penting dan dapat merugikan tim sangat dilarang untuk dilakukan.

“Selain itu jangan melakukan hal-hal negatif seperti keluar malam yang tidak penting dan lainnya yang akan merugikan tim.”

“Sebenarnya aturan ini saya yang buat, disampaikan kepada tim, dan mereka semua setuju. Dahulu itu itu kami kompak banget.”

Mesi cukup mengherankan, terutama soal makan, tetapi faktanya hal tersebut juga yang sedikit banyak berhasil membantunya dan pemain EVOS Legends lainnya untuk bisa meraih kejayaan di MPL ID S4 dan M1.

Namun terlepas dari itu semua, Oura mengaku sangat bersyukur dengan segala perjuangan, usaha, serta pengorbanan tersebut untuk kehidupannya saat ini. MLBB telah banyak mengubah hidup dan masa depannya.

Kepada ONE Esports, Oura pun mengungkapkan apa yang akan terjadi jika dirinya tidak bersungguh-sungguh dengan kariernya sebagai pro player atau tidak ada MLBB di kehidupannya. Kemungkinan dirinya akan melanjutkan usaha yang telah dimulai oleh ibunya.

“(Jadi) Abang tukang bakso mungkin ya. Soalnya saya dahulu jualan bakso, mie ayam, dan ayam penyet. Mungkin hal ini yang akan saya tekuni kalau dahulu gagal di esports. Melanjutkan bisnis ibu saya,” ucap Oura.

Rencana Oura bersama GPX dan masa depan pribadinya

Mobile Legends, MLBB, Oura
Kredit: Instagram/Ekooju

Sebagai pro player, bisa dikatakan Oura telah mendapatkan semuanya setelah menjadi juara dunia, meski belum semua gelar utama sudah berhasil ia raih. Kini, perjalanan baru telah dimulainya dengan membentuk GPX bersama Donkey dan Marsha.

Dengan latar belakang semua pendirinya sebagai pro player dan streamer MLBB, mereka semua tentu memiliki ambisi untuk membawa GPX masuk ke MPL Indonesia. Hal tersebut pun telah dilakukan cukup lama.

Sejak pertama kali terbentuk, GPX langsung fokus di scene kompetitif MLBB dengan tampil di ajang Nimo TV Mobile Legends Arena Season 3 serta MDL ID S4. Seiring berjalannya waktu, keseriusan mereka pun semakin terlihat dengan merekrut banyak player berkualitas ke dalam rosternya.

Di sisi lain, fan base dari GPX pun bisa dibilang sangat besar dan dapat dibandingkan dengan beberapa tim yang tampil di MPL ID. Namun, tampaknya semua itu belum cukup untuk membuat Moonton mau memasukkan mereka ke MPL.

Salah satu kendala terbesarnya saat ini tentu saja nilai slot MPL ID yang sudah sangat besar hingga menembus angka US$2,5 juta atau bisa mencapai Rp40 miliar tergantung nilai tukar. Selain itu, ada juga beberapa syarat tak mudah lainnya yang harus bisa mereka penuhi kepada Moonton.

Kendati tidak mudah dan murah, perjuangan GPX untuk bisa tampil di MPL ID masih belum berhenti. Hal ini juga yang membuat mereka fokus membesarkan sisi entertainment dan scene esports agar nama tim bisa lebih besar lagi dan mendapatkan pemasukan untuk bisa sustain di blantika esports Tanah Air.

“Meski hingga saat ini kami masih belum berhasil, kami akan tetap berusaha untuk bisa masuk MPL. Saat ini kami memang fokusnya ke entertain, tetapi selalu berusaha agar esports-nya bisa tetap jalan,” katanya.

“Justru memang sumber utamanya itu dari entertain. Mau tim esports manapun, sisi entertain-nya harus kuat. Mau dari mana lagi mau mencari keuntungannya kalau bukan dari entertain.

Di sisi lain, Oura juga mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak tahu seberapa besar keuntungan yang didapat oleh tim-tim MPL Indonesia saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mereka untuk bisa masuk ke liga MLBB tertinggi di Tanah Air itu memang tidak melulu soal uang.

Oura, Marsha
Sumber: ONE Esports

“Mungkin ya. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di MPL selama ini (soal keuntungan). Apa yang kami cari jika berhasil masuk MPL adalah bisa semakin membesarkan brand GPX.”

“Bukan tidak mensyukuri apa yang sudah ada, tetapi saya juga percaya bahwa jika GPX ingin memiliki kehidupan (keuntungan) yang lebih baik lagi, ya kami harus bisa masuk MPL.”

Selain berbicara mengenai rencanaya bersama GPX, Oura juga mengungkapkan apa saja yang menjadi target pribadinya dalam beberapa tahun ke depan.

Setidaknya dalam waktu 5 tahun ke depan atau setidaknya ketika dirinya sudah berusia 30 tahun, dirinya ingin sudah terbebas secara finansial dan lebih fokus bersama keluarganya.

“Saya ingin jadi pensiunan di usia 30. Jadi bapak-bapak biasa, habiskan waktu bersama anak, dan tidak lagi kerja. Saya memang memiliki target di usia 30 tahun harus sudah bisa membahagiakan orang-orang yang ingin saya bahagiakan,” tutur Oura.

Kendati demikian, tentu saja dirinya harus tetap melakukan sesuatu agar tetap memiliki penghasilan, meski tidak lagi berkerja. Ia akan menjadi investor agar orang-orang terdekatnya bisa berbisnis.

“Caranya, saya ingin membuat lapangan bisnis untuk orang-orang yang saya anggap keluarga dan bisa saya percaya. Saya ingin membantu mereka punya pegangan untuk masa depan mereka. Intinya saya sebagai investor lah,” katanya.

Sangat menarik untuk mendengar kisah, perjalanan karier, dan rencana dari sosok besar di dunia esports seperti Oura. Semoga cerita ini bisa menginspirasi dan memotivasi kita dalam menjalani kehidupan di bidang apapun.


Artikel ini disuguhkan kepada Anda oleh Omne by FWD

Berkat segala kerja keras dan pencapaian yang telah diperoleh di scene kompetitif MLBB, kata LEGENDA pantas disematkan kepada Oura. Klik di sini untuk mendapatkan kiat-kiat spesial agar kalian dapat menjaga fokus dan energi dalam mewujudkan mimpi seperti Oura.

BACA JUGA: Zero to hero! Ini saran ECHO Sanji untuk jadi pro player