EVOS Divine kembali harus berbesar hati menerima hasil yang mereka raih di Grand Final FFML Season 8 di mana mereka tidak menjadi juara dan bahkan tidak mendapatkan tiket menuju ke FFWS 2023 Bangkok di akhir kompetisi.

Perjalanan sulit harus dilalui oleh EVOS Divine di tengah panasnya panggung Grand Final FFML Season 8 di Jakarta International Velodrome, Minggu (8/10).

EVOS Divine, EVOS Esports, FFML Season 8, Free Fire
Kredit: Garena

Masifnya perkembangan kekuatan lawan tak bisa diimbangi oleh Bion dkk. Alhasil EVOS Divine pulang dengan tangan hampa di musim ini.

Tentunya ada banyak faktor yang membuat mereka tidak maksimal di Grand Final FFML Season 8. Simak artkel berikut ini.

BERITA PILIHAN REDAKSI
Manay pensiun? Begini penjelasan manajemen EVOS
EVOS Divine buktikan hasil evaluasi besar di W3 FFML Season 8
EVOS Divine tak sesuai ekspektasi di FFML S8, Manay bersuara

EVOS Divine tak maksimal di Grand Final FFML Season 8, manajer angkat bicara

Kredit: EVOS TV

Melalui kanal YouTube EVOS TV, manajer EVOS Divine Rian “RR” Rahadian menanggapi hasil di Grand Final FFML Season 8.

Rian membahas apa saja kendala-kendala, penyebab EVOS Divine tampil tidak maksimal di Grand Final FFML Season 8.

EVOS Divine mengawali Grand Final FFML Season 8 dengan hasil yang kurang baik. Mereka finis di posisi ke-9 match 1, Bermuda dan posisi ke-11 match 2, Purgatory.

Menurut Rian, penyakit EVOS Divine seolah ‘kambuh’ ketika bermain di Grand Final di mana komunikasi tim tak begitu baik dan hal itu di-punish oleh tim lainnya.

Kredit: EVOS TV

“Mereka komunikasinya banyak ragu, saya mendengar mic-check mereka bareng Manay dan Afm itu yang membuat mereka jadi takut buat maju, takut buat keputusan yang benar begitu karena tim lain juga improve tidak mau kalah, terus jadi kesulitan untuk adaptasi,” ucap Rian dalam pembuka konten.


Selain itu, Rian menyebutkan EVOS Divine terbeban secara moril di mana Bion dkk seperti memikul beban berat menyandang sejarah roster di masa lalu.

Namun, hal itu seharusnya tidak boleh membebani mereka. Ketika mereka bergabung ke tim, artinya mereka sudah siap dengan konsekuensi tersebut.

“Ada ‘warisan’ yang mereka harus jaga sebagai pemain di EVOS, apalagi (divisi) Free Fire yang memiliki latar belakang langganan juara, walaupun ketika masih ada MR05 sama SAM13 kami juga pernah tidak menjadi juara. Namun kami kembali, improve dan terbukti juara,” tuturnya.

Kredit: EVOS TV

“Pasti mereka terbebani, mereka bawa nama EVOS Divine tapi selalu saya ingatkan ke anak-anak kalian jangan takut karena kita sekali EVOS tetap EVOS walau orang-orangnya baru, ada metode baru tapi yang perlu diingat kalau kalian sudah masuk (EVOS) sini kalian pantas meneruskan ‘warisan’ itu,” tambah Rian.

Setelah menuai hasil yang kurang baik di 2 match pertama, EVOS Divine mengambil sikap di match ke-3 memanggil Muhammad “Street” Afaiq.

“Pergantian Javra sama Street di match ke-3 di final, mungkin karena tekanan ke FFWS. Itu (tekanan ke FFWS) terlalu berat untuk dia. Jadi kami berikan Street kesempatan untuk bisa mengangkat teman-temannya,” papar Rian.

EVOS Divine, FFML Season 8, FFML, Free Fire
Kredit: EVOS TV

“Terbukti dengan masuknya Street kami setidaknya ada perkembangan di match 4,5 dan 6.”

Lebih jauh, Rian menjelaskan bahwa di saat EVOS Divine terpuruk di sanalah Street berperan besar untuk membimbing mental teman-temannya.

“Saya mau bilang kalau orang-orang bilang Street hanya ‘camat’ saya tidak setuju karena di internal EVOS Street bukanlah ‘camat’,”

“Kami bentuk Street untuk membimbing para pemain baru di mana Bion AbaaaX bersama Javra dan AimGod masih baru biar Street bisa membimbing mereka entah kita sedang terpuruk, di situasi genting, struggle Street punya caranya,” papar Rian.

Street sempat menjadi ‘penyelamat’ EVOS Divine namun tetap, semua itu tidak membawa EVOS Divine ke FFWS 2023 ataupun meraih gelar juara FFML Season 8.

“Cara komunikasi dan cara dia menyemangati anak-anak sangat baik di atas kertas. Itulah mengapa kami masih menyimpan Street, dan dia bukanlah camat. Peran dia sangat penting, semua orang di dalam EVOS berperan penting,” ucapnya.

Akhirnya EVOS Divine finis di posisi ke-5, sama seperti musim sebelumnya. Akhir kata, Rian tidak bisa berkata-kata dengan hasil yang diraih karena semua hal sudah dikerahkan, semua usaha sudah dilakukan oleh semua orang di dalam tim.

“Apa lagi yang harus dievaluasi? Semuanya sudah dievaluasi, di-briefing mengapa hasilnya seperti ini, jujur capek sekali FFML Season 8 ini karena satu dan lain hal,”

EVOS Divine, FFML Season 8, FFML, Free Fire
Kredit: EVOS TV

“Mau dikatakan masalahnya banyak, sebenarnya tidak. Hal itulah membuat saya capek, apa mungkin ada masalah di staf pelatih atau pemain tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Saya percaya pemain sudah berusaha semaksimal mungkin tapi hasilnya begitu saja,”

“Menurut saya, saya bersama staf pelatih sudah berusaha semaksimal mungkin tapi pada akhirnya (hasilnya) begini ya capek, itu saja,” pungkas dia.

Ikuti akun resmi ONE Esports di FacebookInstagram dan TikTok untuk mendapatkan kabar terkini esports, hasil pertandingan, gosip transfer dan update harian lainnya.

BACA JUGA : Membedah kekuatan Thorrad, sang juara FFML Season 8