Bali Major saat ini tengah menjadi sorotan dunia karena diadakan di Indonesia tepatnya di pulau Bali sejak beberapa hari yang lalu.

Seluruh tim kelas dunia, tim papan atas bersaing menjadi yang terbaik dalam gelaran Major terakhir untuk DOTA Pro Circuit (DPC) 2023. Kompetisi ini juga menjadi salah satu jalur bagi seluruh tim jika mereka mau masuk The International 2023 (TI12).

Mengusung nuansa kompetisi di pulau tropis nan eksotis, Bali Major memberikan kesan-kesan menarik bagi seluruh pihak yang terlibat di dalamnya.

Tak hanya tim, pemain, serta seluruh staf panitia serta penggemar yang menyaksikan tentu mendapatkan pengalaman berbeda dalam esports.


PBESI puji pelaksanaan Bali Major dan bicara soal harapan terkait masa depan scene DOTA 2

Dota2 Bali Major
Kredit: IO Esports. Ayana Estate

Ditemui oleh ONE Esports di sela pelaksanaan Bali Major, mewakili PBESI selaku Ketua Bidang Organisasi dan Daerah, Bapak Lukas Sidharta memberikan apresiasi atas event Major pertama yang dilaksanakan di Indonesia.

“Bali Major luar biasa, keren banget. Menurut saya semuanya sudah sangat luar biasa, persiapannya dari panitianya juga semua booth-nya keren. Yang pertama, pasti (menjadi) yang selalu berkesan,” ucap Lukas.



Menurut Lukas, satu hal yang berbeda di Bali Major dibandingkan berbagai event esports yang pernah ia hadiri, adalah tim-tim dan pemain tingkat dunia DOTA 2.

Kredit: IO Esports

“Yang tidak pernah saya lihat di event-event (esports) lain, dan hanya ada di Bali Major ini sepertinya para player kelas atasnya ya,” tambah dia.

Memang, kehadiran atau keberadaan para pemain DOTA 2 di dunia sangat jarang sekali terlihat bagi para penggemar di Indonesia. Hal itu dikarenakan kebanyakan event DOTA 2 digelar di wilayah Eropa hingga Amerika.

Lukas menambahkan, PBESI tentu menaruh perhatian terhadap eksistensi scene DOTA 2 di Indonesia. Hal itu namun dipengaruhi dari bagaimana kerja sama antara PBESI dengan Game Publisher terkait supaya ada kerja sama yang terjalin dalam menggelar sebuah turnamen.

“Pastinya PBESI melihat semua game yang bisa dikompetisikan baik di tingkat nasional atau internasional semua itu baik. Tapi kami harus melihat apakah Game Publisher-nya bisa diajak bekerja sama? Karena PBESI selaku Federasi Nasional tidak bisa bertindak sendiri, mengerjakan game yang bersangkutan kalau mereka (GP) tidak mau,” paparnya.

“Jadi harus ada kerja sama (dan) kolaborasi yang baik. Kedepannya kami ingin bekerja sama dengan pihak GP yang sudah established seperti Valve, Riot, Blizzard segala macam bahkan CAPCOM atau BANDAI kami mau (ajak) bekerja sama.”

Lukas menilai hal itu tentu dibutuhkan untuk mendorong perkembangan scene kompetisi DOTA 2 terlebih untuk di Indonesia yang dinilai sangat minim.

Terakhir, ia memberikan dukungan untuk para atlet DOTA 2 Indonesia yang akan bertanding bersama tim mereka di turnamen The International 2023 (TI12) seperti Mikoto (bersama Talon Esports), Whitemon (bersama TSM) serta Fbz (bersama Team Secret).

Whitemon, Timnas DOTA 2 Indonesia, DOTA 2
Kredit: PB ESI

“Good luck buat Mikoto, Whitemon yang akan berlaga di TI. Dan untuk Fbz, semoga sukses dan Timnas Asian Games DOTA 2 semoga sukses, kita sama-sama berdoa agar Valve mau datang supaya kita bisa membahas (kerja sama lanjutan),” pungkasnya.

Ikuti akun resmi ONE Esports di FacebookInstagram dan TikTok untuk mendapatkan kabar terkini esports, hasil pertandingan, gosip transfer dan update harian lainnya.

BACA JUGA : Jadwal Bali Major, format, hasil pertandingan, dan cara menonton