VCT 2023 memang masih jauh dari pelaksanaan. Saat ini para tim-tim yang terpilih sebagai partner dalam franchise-league diberikan waktu untuk berbenah roster dan lainnya.

Akan tetapi, semula berjalan baik dan tidak ada masalah, kini ada masalah yang tengah mencuat dalam proses pembenahan tersebut. Diyakini oleh beberapa pengamat dan petinggi tim, ada aksi ‘tikung-menikung’ dalam proses yang sedang ramai dibicarakan.

Alhasil, berbagai kesepakatan antar tim berpotensi ‘gagal’ karena aksi yang dinilai kurang kondusif tersebut. Hal itu kemudian mengundang salah satu CEO BOOM Esports, Gary Ongko angkat bicara melalui akun Twitternya.



Bagaimana pandangan Gary Ongko atas kisruh proses transfer pemain yang tengah terjadi saat ini?


Bursa transfer VCT 2023 diwarnai aksi ‘tikung-menikung’? CEO BOOM Esports angkat bicara

Kredit: Riot Games

Beberapa hari terakhir, ramai banyak tim Valorant Indonesia turun tangan dalam pasar bursa transfer pemain menuju VCT 2023. Tidak hanya berlaku bagi Team RRQ saja sebagai salah satu tim Indonesia yang berhasil menembus franchise-league, tim lainnya juga berbenah.

Beberapa organisasi diyakini telah melakukan ‘silent-disband’ atau pembubaran diam-diam, hal itu bisa menjadi salah satu pemicu ramainya pasar bursa transfer saat ini. Team RRQ sebagai salah satu tim VCT 2023 yang menuai banyak sorotan, dikabarkan ‘ditikung’ oleh tim lainnya yang bisa dibilang bergerak lebih cepat dalam mengurus pembelian pemain.

Menurut salah satu pengamat esports Valorant, Seulgi, ada salah satu tim asal Asia Timur (China, Korea Selatan, Jepang) yang melirik bintang Indonesia untuk bergabung ke dalam timnya.

“TERBARU: Organisasi (esports) dari Asia Timur sedang melirik potensi pemain bintang Indonesia untuk direkrut ke dalam timnya. Beberapa nama penting dari pemain-pemain Indonesia dari sejumlah tim esports ternama tengah diberi penawaran oleh organisasi asal Asia Timur tersebut,”

“(Berita) ini menyangkut Tehbotol dan Lmemore, menandakan mereka mungkin saja tidak akan gabung ke Team RRQ,” tulis Seulgi.

Hal tersebut kemudian diperkuat oleh ucapan salah seorang manajer ONIC Esports, Riggs yang seolah memberi peringatan ‘halus’ atas apa yang disebutkan Seulgi.

Menanggapi apa yang disebutkan oleh Riggs, CEO BOOM Esports, Gary Ongko turut angkat bicara atas kisruh yang mungkin bisa terjadi di kemudian hari.

Dalam cuitan melalui akun Twitter miliknya, Gary menuliskan pesan penting jikalau semua kondisi bisa saja terjadi dalam proses transfer pemain. Ia tidak menampik kemungkinan jika ada penawaran atau kondisi yang lebih menguntungkan tim, pihak tim tentu akan mengambil keputusan sepihak dan akan mengubah keputusan yang telah dibuat sebelumnya.

“Nego sama tim lain itu gak instant, pasti ada babibubebonya, belom lagi transfer duit ke bank luar negri, perjanjian player transfer, ditandatangan di materai, di cek sama tim legal, etc. Kalo player udah bilang komit ke tim, tiba2 menit terakhir ada offer lain dan dia ganti pikiran, bisa kasihani organisasi juga dong?”

BOOM Esports
Kredit: BOOM Esports

“Belom lagi di shuffle ini semua orang nyari/beli player, organisasi pada ada list 10-20 pemain untuk final 5-7 roster, gua selama 1-2 minggu nganggep player A komit, tiba2 di akhir ganti pikiran, plan B gua untuk player A ini mungkin udah di ambil sama tim lain, gua jadi gak ada penggantinya, ato tim gua jadi gak sebagus yang diawal gua pikirin. Jadi coba ngertiin organisasi juga gais,” tulis Gary.

Hingga sampai saat ini, masih belum dapat dipastikan bagaimana kepastian mengenai bursa transfer VCT 2023 Pasifik. Pelatih Team RRQ, Exiled Ewok mengatakan pihak tim sudah menentukan pilihan dan masih menunggu momen pengumuman yang tepat.

“Proses pemilihan roster berjalan dengan baik, dan kami sudah menyelesaikannya. Seharusnya dalam beberapa hari ke depan pihak manajemen akan memberi pengumuman resminya,” ucap Ewok kepada ONE Esports.

Semoga saja, kegaduhan sesaat ini tidak memberikan kerugian apapun terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

BACA JUGA : Daftar tim dan roster VCT 2023 Pasifik Franchise League