Kominfo blokir Steam dan Epic Games menjadi salah satu polemik besar di akhir pekan kali ini, tepatnya Sabtu (30/7) pagi, kedua platform tersebut secara resmi diblokir oleh pihak Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) Indonesia.

Peraturan mengenai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) tampaknya bukanlah gertakan semata seiring kini tindak pemblokiran menjadi nyata. Sebelumnya, beberapa platform media sosial dan juga permainan game mobile seperti Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, League of Legends: Wild Rift dan game lainnya juga menjadi incaran.

Namun, usai beberapa pihak platform di atas mendaftarkan diri, mereka pun lolos dari pemblokiran yang akan dilakukan oleh pihak Kemkominfo. Di lain sisi, ternyata masih ada beberapa platform lainnya yang dinilai ‘bandal’ termasuk Steam dan Epic Games.



Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan memberikan tenggat waktu hingga 30 Juli 2022 pukul 00.00 WIB, kepada platform yang masih belum melakukan registerasi terkait aturan mengenai PSE seperti:

  • Steam
  • Epic Games
  • Origin
  • DOTA2
  • Counter Strike: Global Offensive (CS:GO)
  • Battlenet
  • Amazon
  • Bing
  • PayPal
  • Yahoo

Sontak, aksi ini membuat kericuhan di beberapa kalangan mulai dari para pemain hingga masyarakat umum. Namun, bagaimanakah tanggapan para pemain terkait aksi pemblokiran ini? Simak ulasan ONE Esports berikut ini.


Kominfo blokir Steam, para pemain DOTA2 angkat suara

Sebagai tindak lanjut dari Kemkominfo blokir Steam pada Sabtu (30/7) pagi, beberapa pemain pro DOTA2 seperti Varizh dan Koala dari Army Geniusses (AG) angkat suara.

Army Geniusses - Koala
Farand “Koala” | Kredit: Army Geniusses, RevivaL TV

Dilansir dari RevivaL TV, Farand “Koala” selaku pelatih menungkap jika aksi pemblokiran ini merupakan hal yang merugikan banyak pihak. Terlebih bagi tim DOTA2 Indonesia karena mereka masih turut aktif dalam berbagai turnamen Internasional kedepannya.

“Menurut saya aksi (Kemkominfo blokir Steam) ini pastinya merugikan semua orang. Namun, jika koneksi ke game servernya tidak terganggu oleh pemblokiran ini menurut saya tidak masalah. Dari tim dan pemain kita bisa pakai metode lain untuk mengakses,” ujar Koala.


Di lain sisi, Varizh sebagai pemain dari tim Army Geniusses (AG), cukup menyayangkan aksi pemblokiran ini karena akan mengganggu proses latihan yang akan mereka jalani. Hal itu tentu memberi pengaruh besar pada mentalitas pemain.

“Saya tidak bisa berkata apa-apa terkait hal (Kemkominfo blokir Steam) ini, namun menurut saya hal itu cukup tidak masuk akal jika harus sampai diblokir,”

“Untuk AG tentunya kita masih coba cari jalan keluar untuk masalah ini, misalnya main pake VPN. Kalau hal itu juga tidak bisa menjadi solusi pasti akan mengganggu sekali, soalnya kita sedang melakukan trial pemain dan akan mengikuti proses TI qualifier. Saya sangat dirugikan jika proses pemblokiran ini bisa membuat kami tidak bisa berlatih sama sekali,” ungkap Varizh.

Army Geniusses
Army Geniusses (AG) DOTA2 | Kredit: Army Geniusses (Instagram)

Terlepas dari berbagai kontroversi dan polemik yang sudah terjadi, keduanya pun berharap jika masalah ini dapat segera menemukan jalan keluar penyelesaian yang terbaik.

“Menurut saya sih permasalahan ini pasti akan ada jalan tengahnya, semoga Valve (pihak pengembang) bisa respon ke Kominfo agar permasalahannya bisa cepat selesai,” ucap Koala.

Varizh pun menambahkan jika permasalahan ini harus segera di selesaikan mengingat besarnya angka komunitas DOTA2 di Indonesia dan supaya hal ini tidak menimbulkan polemik/masalah yang nantinya berkepanjangan.

“Saya sih cuma mau permasalahan ini semoga ada solusinya. Komunitas DOTA2 di Indonesia juga kan cukup besar, bukan? Semoga bisa diselesaikan segera dan hal ini tidak mengganggu aktivitas semua pemain DOTA2,” pungkasnya.

Well, semoga ada jalan keluar terbaik di balik permasalahan Kominfo blokir Steam ini ya teman-teman semua.

BACA JUGA : EVOS Esports rilis EFC Pro Series, jembatan karier para talenta muda!