Ketika PlayStation 2 diperkenalkan pada tahun 1999, Sony mengklaim konsol tersebut akan “mengubah dunia komputer”. Pernyataan tersebut secara tidak langsung menjadi ancaman bagi rivalnya, Microsoft. Sejak saat itu, persaingan untuk membuat konsol terbaik antara Sony dan Microsoft dimulai.

Microsoft adalah ahli dalam pengembangan perangkat lunak, dan dengan itu, mereka yakin dapat membuat konsol dengan kekuatan lebih dari PS2. Tetapi di bidang perangkat keras, Sony jauh lebih unggul.

Xbox kini merayakan hari jadinya yang ke-20, perayaan itu dipenuhi dengan pengungkapan kisah tentang bagaimana perjalanan Xbox dipenuhi dengan kegagalan dan kesuksesan. Pada awal pembuatannya, para petinggi Microsoft seperti Bill Gates, Robbie Bach, dan Steve Ballmer tahu bahwa mereka perlu membuat mesin yang tidak hanya bisa menjalankan game dengan baik tetapi juga dapat bertahan lama dan menarik untuk lingkungan keluarga.

Tetapi perangkat keras bukanlah spesialisasi Microsoft. Nenek moyang dari Xbox Series X yang laris saat ini sebenarnya adalah Xbox perak besar yang tidak lolos uji coba pertamanya. Kala itu kepala perangkat keras, Robbie Bach dan Todd Holmdahl, harus mendesain ulang konsep tersebut untuk membuat sesuatu yang lebih estetis, mereka kemudian mulai dengan membongkar sebuah PS2 dan mengamati konsol sang rival secara mendalam.



Bach dan Holmdahl mendiskusikan rencana mereka dengan kepala perencanaan bisnis saat itu, Aaron Greenberg yang kemudian setuju untuk melakukan pembongkaran PS2. Seperti yang dikatakan Greenberg, “kami benar-benar harus mengambil PS2, kami memisahkan semua komponennya, lalu meletakkannya di papan kayu raksasa. Setiap komponen kami periksa untuk mencari tahu harga dan berapa banyak sekrup yang digunakan.”

Upaya pertama mereka terus mengalami kegagalan, mulai dari Xbox yang crash sampai disk yang dimasukan menjadi rusak. Tapi seperti yang terjadi pada Microsoft dan Sony yang saat ini saling menggunakan inovasi satu sama lain, saat itu Microsoft tahu jika mereka bisa menguasai perangkat keras dengan panduan dari PS2, dan bahkan membuat beberapa fitur baru.

Salah satu fitur baru itu adalah perangkat keras yang mendukung koneksi internet berkecepatan tinggi, yang pada akhirnya akan menjadi salah satu usaha tersukses Microsoft, Xbox Live. Meskipun Xbox Live belum tersedia sampai Xbox Series X, layanan tersebut kini menjadi sangat populer.

Hari-hari di mana versi Xbox original berjaya memang sudah lama berlalu, namun masih ada beberapa hal yang belum berubah, salah satunya adalah perang konsol antara Microsoft dan Sony. Pada generasi ke-9 yang dimulai sejak akhir tahun lalu, kedua perusahaan tersebut masih bersaing untuk mendominasi pasar konsol di seluruh dunia.

BACA JUGA: Apakah Nintendo Switch bisa bersaing dengan PlayStation 5 dan Xbox Series X?