Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pemain profesional terbaik di beberapa scene esports game mobile populer, seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire. Namun, tren penurunan kini tengah terjadi, terutama setelah banyak di antara mereka yang melakukan live streaming di berbagai platform.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia bisa disebut sebagai negara terbaik di ketiga game tersebut. Puncaknya terjadi pada 2019, di mana para wakil Indonesia bergasil menjadi juara dunia di Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire.

Pada April di tahun tersebut, EVOS Capital berhasil menjadi juara dunia di ajang Free Fire World Cup 2019. Setelah itu pada November, EVOS Legends berhasil menjadi yang terbaik di scene global Mobile Legends di M1 World Championship, sebelum ditutup oleh kesuksesan Bigetron RA sebagai yang terbaik di dunia di ajang PUBG Mobile Club Open Fall Split Global Finals pada awal Desember.

Setelah itu, hingga saat ini belum ada lagi wakil Indonesia yang berhasil menjadi juara dunia di ketiga game mobile populer tersebut. Dalam rentang waktu tersebut juga, satu demi satu dari para pemain profesional esports di Indonesia mulai melakukan live streaming.



Apakah live streaming menjadi penyebabnya?

Nimo TV, Live Streaming

Dengan banyaknya para pemain profesional esports Indonesia yang melakukan live streaming, artinya kesibukan mereka pada setiap harinya menjadi lebih padat.

Setelah mereka harus melahap porsi latihan cukup besar, bahkan ada yang hingga 10 jam, setelah itu mereka live streaming sekitar selama 2-4 jam, juga dengan bermain game yang sama.

Hal ini tentu akan menghadirkan kelelahan pada diri mereka secara fisik, bahkan bisa mengganggu psikis mereka hingga mengalami burnout. Jika hal ini sampai terjadi, penurunan kualitas permainan sudah pasti akan menjadi efek terbesarnya.

Dalam jumpa pers jelang acara Nimo TV Gala 2021 di Elysee Building SCBD, Jakarta Selatan, pada Selasa (11/1/2022), ONE Esports berkesempatan untuk menanyakan hal ini kepada Local Manager Nimo TV Indonesia, Veronica. Ia pun mencoba memberi pemahaman mengenai hal ini.

“Kami sadar akan hal ini dan tidak ingin para pemain profesional mengalami burnout karena terus menerus bermain. Kami juga telah menerapkan regulasi berbeda kepada mereka dengan tidak menjatuhkan sanksi denda jika tidak bisa memenuhi target,” ucap Veronica kepada ONE Esports.

“Di setiap tahunnya, kami memberlakukan empat on-season dan off-season kepada mereka, karena di scene esports Mobile Legends dan PUBG Mobile siklus yang kami lihat seperti itu. Jika di on-season mereka tidak bisa mencapai target, kami juga tidak menjatuhkan denda,” tuturnya.

Nimo TV Gala 2021, Veronica
Kredit: ONE Esports

Lebih lanjut, Veronica juga mengatakan bahwa semua kesepakatan yang telah dilakukan oleh pihak Nimo TV dan para pemain profesional telah diketahui secara langsung oleh organisasi esports yang menaunginya. Jadi para pemain ini telah mendapatkan izin dari organisasi untuk melakukan live streaming, termasuk mengatur durasi yang harus dipenuhi pemain pada setiap bulannya.

Jika sekarang kesepakatan tersebut dinilai merugikan dan telah menurunkan kualitas serta prestasi para para pro player yang melakukannya, Veronica pun mengaku menyerahkan segalanya kepada pihak organisasi, baik itu untuk mengurangi porsi live streaming atau lainnya.

Jadi, kini segala keputusan ada di tangan pro player dan organisasi esports yang menaunginya, jika memang faktor live streaming ini telah berdampak buruk bagi mereka. Namun sejauh ini tidak ada perubahan yang terjadi, yang artinya hal ini memang telah dianggap bukan menjadi penyebab dari penurunan prestasi mereka.

BACA JUGA: Nimo TV Gala 2021 segera digelar untuk mengapresiasi para streamer