Kepergian Persija Esports dari scene kompetitif PUBG Mobile memang sempat menyisakan teka-teki bagi para penggemar PUBG Mobile Esports. Pasalnya, di sana terdapat berbagai bintang di scene seperti duo Zuxxy dan Luxxy hingga Miseryy dan analyst La Flame serta performance coach, Andromeda Manuputty.
Pihak manajemen Persija Esports telah mengumumkan pamit dari scene namun tidak serta menjelaskan nasib para pemainnya. Berbeda dengan EVOS Esports, mereka mengumumkan melepas para roster mulai dari RedFace, Linxx dan S1NYO.
Namun untuk dari sisi Persija Esports mereka hanya meninggalkan pesan perpisahan dan pada akhirnya para penggemar bingung dengan nasib para bintang.
Dalam podcast bersama Riantoro “Bro Pasta” Yogi, eks-analyst Persija Esports Doni “La Flame” Saputra angkat bicara mengenai nasib mereka usai pembubaran.
| BERITA PILIHAN REDAKSI |
| Persija Esports pamit dari scene PUBG Mobile, nasib Zuxxy Luxxy jadi misteri! |
| Duo macan berpisah, Persija EVOS bubar! |
Persija Esports bubar, para roster resmi berstatus “Free Agent”
Bersama Bro Pasta, La Flame membahas beberapa hal soal Persija Esports di PMGC 2023, mulai dari Group Stage, hingga Grand Final. Semua dikupas habis, termasuk permasalahan The Cyber Tiger ketika bermain di Ulker Sports and Event Hall, Turki.
Menurut La Flame, penyebab timnya anjlok ketika bermain di Grand Final adalah karena persiapan tim yang dinilai kurang. Faktor asumsi seperti “kena mental” pun ia tepis karena seluruh staf pelatih sudah bekerja dengan baik.
“Kena mental atau tidaknya, sebenarnya kami sudah membicarakan ini selama Final PMGC dengan para coaching staff, ada coach Andro, S1NYO jadi kami membicarakan ini. Kalau kena mental sih tidak, belum memberi yang terbaik saja,” ucap La Flame.
“Bukan karena (faktor) supporter (lawan) tapi mungkin adaptasi kami (juga) tidak begitu cepat, persiapan kami minim.”
La Flame menambahkan, sebagai staf pelatih ia pun memiliki kekurangan di mana sebagai pelatih ia sempat keliru tentang 1 hal terhadap timnya dan itu berimpak besar.
“Dari sisi coaching staff, saya berpikir bahwa kami hanya perlu sentuhan kecil bermain di Grand Final. Sesuatu yang bisa dijelaskan secara teoritis, namun ternyata kami butuh lebih dari itu,” tambah La Flame.
Kemudian, Pasta dan La Flame membahas bubarnya Persija Esports. Dirinya bersama para eks-roster lainnya masih mencari tawaran dari tim lain. Tawaran tim Partnership League di Indonesia atau Luar Negeri.
“Apa ya (langkah setelah bubar), mencari tim berikutnya mungkin?,” tuturnya.
“Saya juga bingung. Makanya kemarin saya buat (status) LFT setelah Persija umumkan pembubaran dan saya berani buat pengumuman seperti itu. Kebetulan Persija Esports, pada bulan Desember (kontrak kami) habis,” papar La Flame.
“Setelah (bulan) Desember status kami semua free agent. Dari pihak Persija juga sudah buat pernyataan seperti itu ya sudah.”
Terakhir, La Flame menyebutkan bahwa sebenarnya seluruh eks-roster Persija EVOS tetap mau bersama di perjalanan berikutnya. Namun, sebagai pribadi ia tidak bisa memastikan bahwa langkah setiap orang akan selalu bersama.
“Sebenarnya dari awal kami mau terus bersama, bersama ber-9. Tapi di 2024 mungkin kami juga masih libur jadi belum ada membahas seperti apa ke depannya maksudnya sharing satu sama lain, sharing di internal belum ada yang bagaimana,” tuturnya.
“Tapi kami dari awal, masih ingin ber-9. Dan kalau di 2024 misalnya ada yang berpikiran yang lain tidak masalah, itu kan hak juga jadi misalnya siapa ke mana, Linxx ke mana gitu,” pungkasnya.
Hal itu tentu menjawab bagaimana status seluruh eks-roster dan mari kita nantikan ke mana langkah tim Macan ini di musim kompetisi 2024.
Ikuti akun resmi ONE Esports di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan kabar terkini esports, hasil pertandingan, gosip transfer dan update harian lainnya.
BACA JUGA : AURA Esports akhiri masa bakti divisi PUBG Mobile
