PMPL Indonesia tidak terasa sudah berjalan selama 5 musim sejak musim perdananya di paruh pertama tahun 2020 kemarin. Sebagai salah satu turnamen kasta tertinggi di scene PUBG Mobile Indonesia, PMPL selalu dinantikan setiap musimnya.

Tidak hanya menampilkan tim yang ‘itu-itu’ saja, namun setiap musimnya kehadiran tim baru selalu terlihat. Baik yang baru pertama kali, atau yang hadir kembali.



Akan tetapi, walau berisikan tim-tim esports kenamaan Indonesia di setiap musimnya PMPL memiliki satu kekurangan. Setiap musim, juaranya kerap kali berganti. Hal itu tentu wajar mengingat bagaimana tingkat persaingan yang terjadi di dalam scene kompetitif PUBG Mobile demikian tinggi, setiap tim pasti menginginkan gelar juara.

Kendati demikian, berbeda dengan scene kompetitif permainan lainnya fenomena ‘back to back’ champion berhasil terjadi.

Daftar juara PMPL Indonesia
Geek Fam ID | Kredit: GEEK Katou (Instagram)

Namun tidak untuk PMPL, sebagai bagian dari scene kompetitif PUBG Mobile. Mengapa demikian? Setiap musim selalu saja ada juara baru.

Apakah yang menjadi alasan fenomena ‘back to back’ champion begitu sulit hadir di scene kompetitif PMPL Indonesia? ONE Esports akan membahasnya kali ini.


Belum pernah ada ‘back to back’ champion di PMPL Indonesia, begini tanggapan Bro Pasta dan El Dogee

Ditemui pada saat media partner 2022 PMPL ID Spring interview session, ONE Esports menanyakan hal ini kepada guest star yang hadir.

Mereka adalah beberapa caster dan analyst yang bertugas dalam 2022 PMPL ID Spring yakni Riantoro “Bro Pasta” Yogi dan Achmad “El Dogee” Fauzan.

ONIC Nikk
Riantoro “Bro Pasta” Yogi | Kredit: Bro Pasta (Instagram)

Menurut Pasta dan El Dogee ada alasan tersendiri mengapa fenomena ‘back to back’ champion sulit hadir di scene kompetitif PUBG Mobile khususnya PMPL.

Menjawab pertanyaan ONE Esports, menurut Bro Pasta fenomena ‘back to back’ champion sulit hadir dikarenakan dua faktor besar.

Yang pertama, setiap musim semua tim peserta tentu mengalami perkembangan. Menurutnya, setiap tim tentu akan berbenah di setiap musimnya dan hal itu tentu akan membawa perubahan bahkan perkembangan di dalam tubuh tim tersebut.

Daftar juara PMPL Indonesia
Aerowolf Limax | Kredit: AE Defiand (Instagram)

“Kalau menurut saya sih yang pertama tentu dari scene (kompetitif)-nya ya, yang pastinya semakin berkembang. Apalagi ketika satu musim kompetisi selesai akan ada evaluasi dan lainnya, pasti itu akan membawa banyak perubahan,” ujarnya.

Kemudian, ia juga menyebutkan faktor kedua yakni tentang menjaga konsistensi. Menurut Pasta, setiap tim juara di PMPL Indonesia masih sedikit kurang dalam menjaga konsistensi performa mereka tetap baik di setiap musim.

Bahkan, rasa untuk mempertahankan gelar juara tidak berbanding lurus dengan rasa untuk meraih juara menjadi faktor besar.

“Untuk yang kedua menurut saya itu kalau kita melihat ke belakang ya dulu semua tim itu begitu berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar juara. Namun sekarang, kalau dilihat semua tim tampaknya mulai tidak terlalu, atau rasa untuk juaranya itu tidak bisa dipertahankan oleh semua tim (yang pernah juara),” pungkasnya.


Di lain sisi, El Dogee memiliki hematnya sendiri untuk menanggapi pertanyaan dari ONE Esports. Hampir sama seperti Pasta namun ia lebih memandang nya dari segi taktis

PMPL Indonesia
Achmad “El Dogee” Fauzan | Kredit: El Dogee (Instagram)

Menurut El Dogee, yang pertama adalah tentu perkembangan scene kompetitif. Hampir senada mengikuti Pasta, setiap tim tentu akan berbenah di setiap musim. Alhasil perubahan yang berhasil dilakukan menjadi perkembangan yang positif dan itu mempengaruhi.

“Kalau hemat saya pribadi, ‘back to back’ champion itu menjadi sulit karena semua (tim) step up/berkembang yang pertama,” ujarnya

Daftar juara PMPL Indonesia
Bigetron Red Aliens | Kredit: Bigetron Esports (Instagram)

Lebih jauh, ia pun menyebutkan yang kedua lebih dikarenakan perubahan-perubahan teknis dalam faktor ingame (zona, META dsb.). Hal itu tentu juga sangat signifikan mempengaruhi keseluruhan jalannya turnamen hingga ke fenomena ‘back to back’ champion.

“Lalu adanya variabel zona dan hal teknis (in-game) lainnya di setiap musimnya hampir selalu tidak ada yang sama. Di musim ini pola nya begini, di musim berikutnya pola nya demikian hal itulah yang kemudian membuat fenomena ‘back to back’ kian menjadi sulit,” pungkasnya.


Well, tampaknya cukup jelas ya faktor-faktor yang sangat mempengaruhi mengapa fenomena ‘back to back’ champion sulit hadir di PMPL.

Akan tetapi, hal itu tentu harus menjadi catatan setiap tim peserta agar ketika mereka bertanding, mereka paham harus bagaimana.

Fenomena ‘back to back’ champion juga tentu menjadi kesenangan sendiri bagi setiap penggemar scene kompetitif permainan tidak hanya tentang PUBG Mobile. Namun, semua itu kita kembalikan saja kepada setiap yang bertanding ya teman-teman.

Jangan lupa saksikan 2022 PMPL ID Spring – Country Finals tanggal 22-24 April 2022 mulai pukul 17.30 sampai selesai, dukung tim kesayangan kalian semua!

BACA JUGA : Geek Fam ID kandas di 2022 PMPL ID Spring, begini tanggapan JuniorOut