Pada game keempat di pertandingan grand final Mobile Legends Professional league Malaysia/Singapura (MPL MY/SG) Season 6, Todak sempat unggul 12-4 dalam hal skor kill dari EVOS SG dan 5.000 gol dalam hal networth. Dalam kondisi ungul 2-1 dengan format BO5, kemenangan di pertandingan ini akan membuat Todak berhasil merengkuh gelar juara untuk kali pertama di MPL MY/SG.

Demi memastikan kemenangan tersebut, Todak memilih melakukan tekanan bersama semua minion dari tiga lane berbeda, bersama Lord di toplane, untuk menekan EVOS SG. Pada menit ke-13, posisi pemain Todak sempat terpecah, di mana 4Meyz, Ciku, dan Eone berada di top lane, sementara Moon dan Xray berada di bottomlane.

Situasi ini membuat EVOS SG melihat adanya peluang bagi mereka untuk menghentikan serangan Todak. Mereka pun mengerahkan lima hero mereka untuk menyerang toplane, tetapi sebelum menjalankan rencana mereka, Uranus milik Soul terpisah di tengah hutan. Memanfaatkan kondisi ini, Atlas milik Eone segera menggunakan Link Fatal untuk mendapatkan kill dan merusak rencana EVOS SG.

Setelah itu, satu demi satu pemain EVOS SG berhasil dijatuhkan oleh Todak hingga mereka berhasil memastikan kemenangan di pertandingan ini dan berhasil menuntaskan rasa penasaran mereka untuk menjuarai MPL MY/SG untuk kali pertama dengan musim yang begitu sempurna sejak regular season hingga playoff.

“Mereka berhasil! Setelah melewati begitu banyak musim yang panjang, akhirnya Todak berhasil meraih gelar juara! Inilah juara baru Anda di MPL Season 6 MY/SG!” Ucap caster GideonQ setelah pertandingan berakhir.

Setelah Todak berhasil memastikan kemenangan, seluruh pemain melompat-lompat kegirangan sambil berpelukan. “Kami telah mengerahkan segala yang terbaik selama musim reguler dan playoff. Selama ini kami belum mampu meraih gelar juara, jadi kami sangat senang,” ucap Stoo kepada ONE Esports.

“Beberapa di antara kami menangis karena tidak menyangka [bisa meraih gelar]. Ini adalah pertama kalinya kami tampil tidak terkalahkan dan berhasil menjadi juara MPL MY/SG, jadi gelar ini akan sangat berarti bagi manajemen, dan tentunya bagi para pendiri Todak,” tuturnya.

Kredit: Moonton

Dua musim lalu, situasinya terbalik. Dalam pertandingan panjang nan menegangkan dalam lima match penuh, EVOS SG berhasil keluar sebagai juara MPL MY/SG Season 4 setelah menang 3-2 atas Todak.

Meski sudah begitu dekat dengan gelar juara, Todak justru mengalami kemunduran pada Season 5, dengan hanya finis di peringkat keenam musim reguler dan tersingkir di ronde kedua lower bracket oleh EVOS SG.

Stoo menjelaskan ada banyak faktor yang membuat Todak begitu luar biasa pada MPL MY/SG Season 6. Salah satu alasan utamanya adalah karena manajer mereka kini lebih mampu berintegrasi dengan para pemain, sama seperti yang pernah diungkapkan oleh mantan pelatih mereka yang kini menangani Bigetron Alpha di Indonesia, Ariff “Amoux” Iswandi.

“Sang manajer sudah seperti ayah bagi kami. Segala masalah tentang rumah, kesehatan, bisnis, dan sebagainya akan mereka tangani karena mereka hanya ingin kami bisa melakukan yang terbaik dalam permainan dan fokus dalam latihan demi mendapatkan hasil yang baik di turnamen,” ucap Stoo.

“Ditambah lagi jika para pemain melontarkan argumen, manajer kami akan menemukan resolusi. Kami tidak membiarkan argumen ini berlangsung terlalu lama.”

Screenshot by: Amanda Tan/ONE Esports


Alasan utama lainnya adalah adanya darah baru. Lycheeeeee dan Nenassssss digantikan oleh Stoo dan 4Meyz, dua pendatang baru yang tampil sangat baik musim ini hingga mendapat penghargaan “Rising Star” oleh Moonton.

“Meskipun 4Meyz dan saya adalah pemula, kami merasa seperti sudah lama berada di dalam tim ini. Mereka sangat ramah dan terbuka, jadi kami merasa nyaman. Saya dapat mengatakan bahwa kami semua sudah merasa seperti saudara sesungguhnya, seperti sebuah keluarga,” ujar Stoo.

“Kami saling mencintai, kami tidak ingin kehilangan satu sama lain.”

Perjalanan Stoo menjadi proplayer dimulai pada 2018 saat mengejar gelar diploma. Ia bermain Mobile Legends bersama teman-teman kuliahnya. Seiring waktu berjalan, ia bertemu dengan pemain papan atas dari Indonesia dan beberapa kali mampu meraih kemenangan.

Setelah pertandingan itu, para pemain profesional Indonesia menambahkan Stoo ke daftar teman untuk bermain bersama. Sejak saat itu, Stoo menyadari bahwa dia telah bermain di level pro-player. Dia bahkan berteman dengan mantan pemain EVOS Legends yang berhasil menjadi MVP di Mobile Legends World Championship 2019 (M1), Eko “Oura” Jualianto.

BACA JUGA: Misi penting Ciku setelah bawa Todak juara MPL MY/SG Season 6