MPL Ladies menjadi salah satu turnamen yang paling ditunggu-tunggu oleh pemain wanita Mobile Legends. Sepanjang sejarah MLBB, memang belum ada turnamen ladies resmi yang dihadirkan Moonton.
Omongan soal MPL Ladies sebenarnya sudah mulai terdengar di awal tahun. Tapi semua sebatas omongan warung dan tak ada fakta nyata terkait itu.
Namun, potensi MPL Ladies bisa benar-benar terealisasi sepertinya cukup besar. Ada beberapa alasan yang membuat turnamen resmi wanita MLBB sepertinya akan terjadi.
Scene ladies Mobile Legends berkembang pesat di 2021
Sebuah fenomena positif terjadi di 2021. Turnamen ladies Mobile Legends yang notabene sangat sedikit di tahun-tahun sebelumnya, mendadak menjadi populer.
Sejak suksesnya WSL Season 1, turnamen ladies secara bergantian hadir. Mulai dari yang diadakan Dignity maupun UniPin. Tak lupa juga WSL sedang menjalani season ketiganya.

Hype turnamen wanita ternyata begitu tinggi. Perkembangannya pemain-pemain wanita berkualitas pun terlihat jelas. Banyak pemain wanita baru yang mengudara dan berhasil menunjukkan kapasitas.
Sebut saja Vival, Cinny, Chel, Giogoi, dan para penggawa MBR Delphyne yang bisa bersaing dengan para pemain senior. Ini menjadi harapan bahwa MPL Ladies sangat bisa digelar menengok jumlah pemain yang meningkat.
MPL Ladies jadi kunci progres scene wanita MLBB
Terlepas dari berkembangnya scene, tapi pemain senior EVOS Lynx, Winda “Earl” Lunardi, menganggap itu belum sesuai ekspektasi. Menurutnya, hype memang tinggi, tapi hanya tim itu-itu saja yang benar-benar terlihat.
Kepada ONE Esports, Earl mengungkapkan kunci agar scene MLBB wanita benar-benar berkembang secara maksimal.

Scene ladies masih belum sebesar itu. Lihat saja apakah dari 8 tim MPL, semuanya punya tim ladies? Belum kan. Masih jauh kalau dibandingkan scene pria. Tapi memang lagi ramai juga. Tapi yang ramai jadi tim-tim itu-itu saja,” katanya eksklusif.
“Cara agar semakin banyak pemain ladies pertama adalah Moonton harus buat MPL Ladies. Itu otomatis akan banyak tarik peminat.”

“Kedua adalah tim-tim esport besar harus cari dan buat divisi ladiesnya, sehingga latih saja. Karena pada akhirnya pria atau wanita sama-sama pintar dan tahu cara main yang benar,” papar dia.
- 3 manajer wanita paling kece di scene Mobile Legends Indonesia
- Earl ungkap alasan EVOS Lynx masih butuh tenaganya
Tak mudah untuk wanita meyakinkan diri jadi pro player
Wanita tak semudah itu masuk ke dunia esports, terutama sebagai pro player. Mungkin mereka akan lebih mudah meyakinkan lingkungan jika peran adalah streamer atau brand ambassador.
Tapi ketika ingin menjadi pro player, upaya yang dilakukan tak akan mudah. Mulai dari meyakinkan orang tua, menginap di GH pada usia muda, dan banyak lainnya. Tak kaget jika sebagian besar player ladies sekarang kebanyakan berusia 20 tahun ke atas, ketika sudah benar-benar dewasa.
Ada pemain belia yang hadir, tapi itu tak banyak dan bisa dihitung jari.

Earl pun mengungkapkan bahwa hal itu wajar. Tapi tinggal di GH adalah kewajiban jika memang ingin berkembang di bidang ini.
“GH itu wajib sih. Karena jika ingin jadi player yang kompetitif ya harus nge-GH. Kalau tidak perkembangannya akan sangat lama,” katanya.

“Anak cewek kalau masih kecil masih muda dan disuruh merantau ke jakarta untuk jadi pro player, andai saya jadi orang tua juga pasti keberatan, Kalau jadi orang tua pasti takut lah, apalagi perempuan.”
“Itu juga jadi alasan kompetitif wanita kalah jauh dari laki-laki. Karena dari segi usernya yang ingin jadi pro player ladies juga belum sebanyak itu,” tutup Earl.
BACA JUGA: 3 pemain wanita yang paling pantas masuk tim MPL ID