EVOS Legends di tengah badai yang sangat besar. Untuk pertama kalinya masalah super pelik mendatangi tim dan berujung potensi gagal lolos playoff MPL.

Lima kekalahan beruntun memperlihatkan bahwa Macan Putih tidak baik-baik saja. Gameplay dan draft yang tak maksimal, membuat banyak orang menganggap tim ini tak punya kapabilitas dan tidak pantas lolos ke fase selanjutnya.

EVOS Legends
Sumber: ONE Esports

Banyak masalah yang sudah dianalisis. Tapi tak ada yang tahu apa sebenarnya kendala di dalam tim. Tanda tanya semakin besar karena di paruh pertama EVOS Legends sebenarnya tampil cukup memukau.

Sampai akhirnya hal tersebut terungkap di dokumenter tim untuk week 5-6 MPL ID S10, awal krisis itu berlangsung.

Clover ungkap masalah dirinya dan EVOS Legends

Clover menjadi salah satu pemain paling sering dihujat akan performa buruk EVOS. Tapi, banyaknya rookie di tubuh tim membuat banyak juga yang berekspektasi bahwa mereka dalam kondisi tertekan.

Benar saja, pada beberapa potongan video, Clover mengungkapkan bahwa memang para pemain kehilangan identitas dan super tertekan.

“Saya wakilin anak-anak, saya merasa mereka tertekan. Mungkin latihan lebih ketat, jadi ga enjoy, hilang identitas,” katanya pasca kekalahan lawan RBL.

“Saya menyampaikan saja. Identitasnya hilang, ga tau mau main kayak gimana, lupa basic-basic awal masuk legends kayak gimana. Saya merasa hilang funnya anak-anak, kita semua.”

“Bjorn tu overthinking orangnya dan dia ingin kita cepat up. Apalagi targetnya M Series, kalau kalian belum biasa coba biasakan saja.”

“Intinya gimana caranya supaya tidak overstress. Saya melihatnya anak-anak jadi stres banget. Saya lihat sekarang Arthur (Sutsujin) jarang senyum, di GH jarang bercanda diam saja. Sampai GH langsung ke kamar,” papar dia.



Clover terbebani tugas mengayomi tim

EVOS Legends lolos M4, Mobile Legends_EVOS Legends, MLBB, MPL ID S10
Kredit: Instagram/@z3zeys

Pada video yang sama juga ada alasan kenapa Clover tak digantikan Branz. Di situ Age menjelaskan secara rinci efek besar Clover sebagai jembatan staf pelatih dan para pemain.

“Ada sisi yang tak bisa dilihat netizen atau orang-orang yang tidak di sekitarnya, itu yang membuat orang tak tahu mengapa kami lebih butuh Clover ketimbang Branz,” tutur Steven Age sebagai analis tim.

“Clover itu bisa mengayomi semua player. Ibaranya dia itu jembatannya, jika ada masalah apa, anak-anak ceritanya ke dia. Saat ada kesusahan apa, Clover lebih banyak bantu, nyemangatin tim dsb,” tambah dia.

Clover sendiri secara tak langsung mengatakan bahwa tugasnya kian berat karena harus menyelesaikan beberapa masalah secara bersamaan.

“Saya ada masalah saya sendiri, mungkin dari gameplay atau apapun itu. Dan saya juga harus menjaga mood ade-ade saya karena mereka lagi kalah atau gimana. Biar mereka tak terlalu down, biar tak kena netizen juga,” pungkas dia.

BACA JUGA: Reaksi Antimage diminta Fams ke ITF bantu EVOS Legends