RRQ Hoshi dianggap sebagai salah satu tim terbaik di scene Mobile Legends: Bang Bang. Tak hanya di Indonesia, tapi di kancah internasional juga.

Prestasi RRQ terbilang luar biasa di MPL ID. Mereka menjadi satu-satunya tim dengan tiga sabuk gelar juara MPL yakni season 2, 5 dan 6.

Pencapaian teristimewa Lemon dan kawan-kawan tercipta pada 2020. Bagaimana tidak, Raja dari segala Raja ini mampu memenangi tiga turnamen secara beruntun yakni MPL ID Season 5, MPLI Season 1, dan MPL ID Season 6.

Rangkaian itu sebenarnya bisa jadi lebih sempurna andai saja diakhiri dengan gelar ONE Esports MPLI yang menjadi turnamen besar MLBB terakhir 2020, terutama untuk menghadapi M2 World Championship di tahun 2021.

Faktanya tidak begitu. RRQ Hoshi malah langsung kalah di MPLI. Langsung melaju ke perempat-final lewat sistem unik Champion’s Draft, mereka gugur di tangan Alter Ego 2-0.

CHAMPION’S DRAFT RRQ HOSHI BUKAN TROLL

RRQ Hoshi mendapat kritikan pedas saat pemilihan tim-tim pada bracketnya, kemudian kemunculan asumsi soal mereka tak 100 persen di MPLI. Sampai akhirnya, CEO dari RRQ Hoshi, Andrian Pauline, mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.

Pertama adalah soal Champion’s Draft yang ternyata memang sudah direncanakan oleh manajemen, bukan sekadar keputusan tim semata.

“Saat drawing kami tak mau main aman. Kami memang ingin menantang diri sendiri, kalau misalnya kalah berarti memang tak pantas juara juga. Ini memang perencanaan manajemen, bukan cuma tim. Bahkan awalnya kami ingin memasukkan semua tim asal Indonesia pada bracket RRQ,” ujarnya eksklusif kepada ONE Esports.



“Semua sudah diperhitungkan masak-masak, dan memang Alter Ego lebih baik dari semua tim saat ini, termasuk RRQ Hoshi.”

“Format MPLI ini menurut saya menarik. Secara pribadi saya ingin ada format-format seperti ini terus. Makanya jangan kalah, karena di turnamen seperti ini hanya pemenang yang diuntungkan,” katanya.

Ketika ONE Esports bertanya apakah tak ada pertimbangan soal hadiah dalam merancang strategi draft di Champion’s Draft, AP memastikan memang tidak seperti itu.

“Kami tidak memikirkan hadiah uang, lebih ke memberikan suguhan yang menarik. Apalagi seminggu sebelum MPLI rumor LJ ke EVOS berhembus kencang sekali. Ekspektasi komunitas MLBB Indonesia pun tinggi. Sehingga kami ingin melihat sampai sejauh mana sih (kekuatan) EVOS? Kami sangat respek dengan EVOS dan Alter Ego, sehingga ingin melihat kekuatan terbaik keduanya saat bertemu di putaran awal,” papar dia.

MASALAH-MASALAH RRQ HOSHI DI ONE ESPORTS MPLI

AP memastikan bahwa RRQ Hoshi memang menghadapi cukup banyak kendala jelang MPLI. Meski begitu, bukan berarti mereka memang berencana untuk tak maksimal pada turnamen tersebut. Ia membeberkan sejumlah isu tim di MPLI.

“Kita harus ingat di tahun 2020 RRQ Hoshi tak pernah kalah turnamen sekalipun. Mulai MPL ID Season 5, MPLI Season 1, sampai MPL ID Season 6. Terlepas bagaimanapun perjuangannya, kami tak pernah kalah dan menyelesaikan tugas secara maksimal,” jelas AP.

“Memang pada tahun ini kami punya motivasi lebih untuk menang melihat 2019 yang begitu ‘chaos‘ karena kegagalan di MPL ID Season 4 dan M1. Pada titik kami sudah menang tiga turnamen, tim-tim lainnya baik itu di dalam maupun luar negeri, mereka sudah mulai memperhatikan objektif dan membaca penampilan RRQ.”

“Persiapan kami terbilang minim untuk MPLI karena ada perubahan META di sana. Biasanya kami dapat beradaptasi dengan cepat dan selalu bisa berpikir out of the box. Tapi karena ada satu dan lain hal, sebut saja tuntutan sponsor karena juara, ada event sana-sini ditambah libur yang terlalu lama, intinya persiapan menjadi tidak maksimal. Ditambah lagi ada sedikit overconfidence dari anak-anak,” tuturnya.

MOTIVASI BESAR M2

Credit: ONE Esports

Namun, AP menganggap apa yang terjadi di tim justru penting. Pasalnya, mereka mendapat hikmah dan bisa berlatih lebih keras lagi.

Belum lagi memang fokus beberapa pemain RRQ Hoshi sudah ada di M2. Menengok ada Vynnn, Lemon, dan Xinnn, tiga pilar yang gagal di M1 tahun lalu.

“Justru ada hikmah kalah di MPLI untuk RRQ. Ada pelajaran yang bisa dipetik dan memperlihatkan bahwa kami tak sejago itu walau sempat juara tiga kali beruntun,” katanya.

“Masih banyak yang harus dibenahi, latihan dibanyakin, persiapannya dimaksimalkan. Sehingga kekalahan kemarin membuat anak-anak lebih sadar bahwa pe-er masih banyak,” ungkap AP.

“Beberapa pemain kami juga sangat berharap main di panggung saat M2. Intinya ada motivasi lebih ketimbang persiapan yang lain,” tambah dia.

BACA JUGA: LJ: Ayo dukung RRQ dan Alter Ego di M2