Pelatih Bigetron Alpha, Razeboy, ternyata tidak bertugas saat timnya bertanding di grand final Piala Presiden Esports alias PPE 2022 nomor MLBB menghadapi ION Beta. Hal ini tentu menjadi sebuah kejutan tersendiri.

Namun jika melihat ke belakang, hal ini sangat wajar untuk terjadi dan dilakukan, terutama demi menjunjung keadilan bagi kedua tim yang bertanding. Pasalnya Razeboy sangat memahami kelebihan dan kekurangan Alpha dan Beta.

Mobile Legends, MLBB, Razeboy, Bigetron Alpha
Kredit: Instagram/BTR_Razeboy

Sebelumnya, Razeboy berhasil mengantarkan Beta menjuarai MDL ID S6. Setelah itu, ia sukses mengantarkan Alpha lolos hingga grand final PPE 2022.

Hal inilah yang membuat Razeboy tidak bertugas menangani Alpha di grand final PPE 2022, meski ION Beta punya pelatihnya sendiri di ajang tersebut. Semua ini terungkap oleh Lius Andre alias Ko Lius yang juga bertugas di ajang tersebut dalam konten EmpeShow di channel Youtube Jonathan Liandi.

“Ada fun fact, ketiga di grand final (PPE 2022), Razeboy tidak naik (ke stage). Dia ngobrol bersama saya di belakang,” ucap Ko Lius.

“(Dia bilang) ‘Saya tidak boleh naik. Saya tidak dikasih naik ke panggung sama anak-anak’. Jadi ke-10 pemain (Alpha dan Beta) sepakat bahwa tidak boleh ada Razeboy yang bantuin mereka dalam nge-draft,” tuturnya.

Mobile Legends, Ko Lius, KB, EmpeShow
Kredit: Youtube/Jonathan Liandi


Ko Lius kecewa dengan Netizen saat Bigetron Alpha dan ION Beta tanding

Kredit: Bigetron Esports

Selain mengungkapkan fun fact tersebut, Ko Lius juga ikut mengutarakan kekecewaannya atas komentar netizen mengenai pertandingan antara Alpha dan Beta tersebut. Tak sedikit di antara mereka yang mengatakan bahwa pertandingan ini telah di-setting karena berasal dari organisasi yang sama.

Meski bukan bagian dari Bigetron Esports, Ko Lius mengaku sangat kecewa dengan komentar-komentar tersebut. Pasalnya ada banyak hal yang dipertaruhkan atau diperebutkan oleh para pemain dari pertandingan tersebut.

“Saya mengerti ini pertemuan kakak-adik, tetapi di sini ada pride-nya (kebanggaan). Walaupun ini dua tim internal, tetapi yang menang (akan mendapatkan) pride,” kata Ko Lius.

“Jadi tidak mungkin mereka mau men-setting karena tetap saja ini soal harga diri dan apalagi terkait dengan seleknas atau pelatnas,” tuturnya.

Bagi atlet atau pro player manapun, gelar juara merupakan sebuah tujuan dalam berkarier. Ketika gelar tersebut sudah ada di depan mata, apalagi diiringi dengan hadiah besar, tentu tidak ada satu pun yang rela melepaskannya.

Melihat perjalanan panjang yang telah diarungi kedua tim hingga bisa berada di grand final PPE 2022, plus ada beberapa player dari kedua tim yang sudah lama puasa gelar, kemenangan adalah harga mati untuk didapatkan, meskipun harus mengalahkan teman atau saudaranya sendiri.

BACA JUGA: Jelang IESF 2022, Bigetron Alpha tanpa KYY di pelatnas?