Suning, finalis Worlds 2020, menempati peringkat 10 dari 17 tim di awal Week 5 LPL Summer Spit dengan rekor pertandingan 3-4. 

Namun situasi berubah ketika Lê “SofM” Quang Duy mencuri perhatian ketika menjadi support di game pertama lawan Royal Never Give Up. Sempat mengalami kesulitan di fase laning dan menelan kekalahan di game tersebut, pemain jempolan asal Vietnam ini kembali memainkan peran utamanya di jungle. 

Suning kemudian berhasil menghabisi Royal Never Give Up dengan skor 2-1 di seri best of three. 



SofM berbagi pendapat tentang meta di 2021 LPL Summer Split

Dari 18 pertandingan yang dimainkan SofM di musim reguler 2021 LPL Summer Split, lima di antaranya menggunakan Rumble dengan 60 persen win rate, kemudian empat dengan Xin Zhao dengan win rate 100 persen. 

Meskipun banyak di komunitas League of Legends banyak yang berceloteh jika meta sekarang lebih menguntungkan mid-jungle, dia berpikir kebalikannya. 

“Meta sekarang terbuka, dan para pemain punya pilihan gaya bermain sendiri jadi segalanya tidak dapat diprediksi,” ujar SofM pada ONE Esports. “Saat ini di LPL, bot lane didominasi Edward. Di LCK, Canyon dan Showmaker terlihat luar biasa.”

League of Legends champion Xin Zhao and Suning jungler SofM
Kredit: Riot Games, LPL

Secara khusus di jungle, dia meyakini jika meta sekarang lebih ke arah team fighting. 

Tim-tim besar lainnya seperti Invictus Gaming, yang sekarang berada satu strip di bawah Suning di klasemen sementara 2021 LPL Summer Split, juga memperlihatkan tanda-tanda kesulitan terkait perubahan meta. 

SofM membenarkan penilaian tersebut, dengan mengatakan dia dan tim membutuhkan ‘waktu untuk berdaptasi’ dan bersaing di 2021 LPL Summer Split, apalagi saat ini merkea belum bisa banyak memainkan champions meta. 

DI 2020 LPL Summer Split, hal yang sama terjadi. Ketika itu Suning berada di peringkat 7 dengan rekor positif 4-3. Kemudian merangkak naik hingga berada di posisi empat di akhir split, lalu merangsek ke peringkat tiga di playoff untuk menjadi wakil wilayahnya di Worlds. 

Dengan target menuju Worlds 2021 masih terbuka, SofM menyadari jika Suning harus meningkatkan kemampuan dengan cepat. 

Meskipun dengan tekanan besar, atmosfer tim sejauh ini dinilai positif. “Saya tidak punya masalah bekerja dengan rekan setim. Atmosfer di sini sungguh bersahabat, dan orang-orangnya begitu profesional,” seru SofM. 


Fans di Vietnam memberinya julukan ‘God of games’

Berkat pengalamannya bermain di sederet online games kompetitif di level tinggi, fans di Vietnam memberi SofM julukan ‘God of games’. 

Di Dota 2 SofM mencapai 6.000 MMR di solo queue pada 2018. Di CS:GO, dia mencapai Faceit level 5+. Di Heartstone dia pernah mencapai Legend. 

Meskipun demikian, SofM menilai julukan itu terlalu dilebih-lebihkan. “Sebenarnya, saya hanya bagus di game-game MOBA,” tuturnya merendah. 

Baru-baru ini, dia mendalami game baru. 

Di antara 2021 LPL Spring dan Summer Split, jungler Suning ini menghabiskan waktu untuk menapaki klasemen solo queue di Korea. Pada periode ini, SofM nyaris mencapai sepuluh besar dalam tempo yang sangat cepat. Torehan win rate-nya mencapai 75 persen. Dia memang diketahui punya kemampuan cepat naik ranking, dan biasa mencatatkan kemenangan beruntun hingga sepuluh pertandingan. 

SofM menerangkan alasan mengubah IGN-nya menjadi “8×8 JG” pada musim ini, dengan menerangkan sering bermain catur di waktu senggang. “Saya menyadari, banyak kesamaan antara bermain catur dan jadi jungler di League of Legends.”

Berikutnya Suning akan menghadapi Oh My God. Anda dapat menyaksikan duel keduanya di kanal resmi YouTube atau Twitch LPL.

BACA JUGA: Benarkah ketangguhan mental pemain pro perempuan lebih lemah?