POCO Star adalah satu dari tiga wakil Indonesia di FFWS 2023 (Free Fire World Series) 2023 Bangkok bersama Thorrad dan RRQ Kazu. Sebagai salah satu debutan, POCO Star percaya diri dapat membuat gebrakan baru di kancah internasional.

Tim yang dibina oleh pelatih ternama Muslih Wahyudi Rahman atau yang kerap disapa Bang Fayad itu mengukir hasil yang baik di FFWS 2023 Bangkok.

POCO Star berhasil finis di posisi ke-7 total klasemen, berada di atas Thorrad dan berada di bawah RRQ Kazu yang finis di posisi ke-5.

FFWS 2023, Free Fire
Kredit: Garena

Sebagai tim yang baru menjalani debut di FFWS 2023 Bangkok, Bang Fayad mengakui jika hasil yang diraih oleh POCO Star sejauh ini sudah sesuai harapannya.

“Sudah sesuai harapan, (karena) kami bermain sesuai dengan target poin di rata-rata 60 poin per match day,” ucap Fayad kepada ONE Esports eksklusif.

Bang Fayad, POCO Star, Free Fire
Kredit: POCO Indonesia

“Dengan target kami di total 60 poin per match day sesuai target dan sangat memuaskan. Walau kami gagal menyalip LOUD ke 6 besar, secara keseluruhan sudah sangat baik karena kami memenangkan beberapa objektif yang ingin kami capai,”

“Seperti memenangkan pertempuran rotasi, pertempuran early serta manuver-manuver drop zone,” tambah dia.

Kendati demikian, langkah POCO Star di FFWS 2023 Bangkok tak selalu mulus. Bang Fayad menyebut beberapa kendala yang dihadapi anak asuhnya.


POCO Star alami culture shock bermain di FFWS 2023 Bangkok

POCO Star, FFWS 2023 Bangkok, FFWS, Free Fire
Kredit: ONE Esports

Salah satu kendala yang dialami oleh POCO Star, menurut Fayad adalah culture shock atau terkejut dengan budaya yang ada di Thailand.

Bang Fayad menyebutkan salah satu culture shock yang dihadapi adalah faktor nutrisi atau makanan di Thailand membuat mereka lambat beradaptasi.

“Kami cukup lambat beradaptasi, dalam artian bukan gameplay. Namun, kami memahami kelemahan soal stamina, dan sebagainya terutama soal makanan,” tuturnya.

Lebih detail, Bang Fayad menjelaskan masalah yang dihadapi anak asuhnya. Perubahan di pola makan juga menjadi faktor penghambat.

“Kami adalah salah satu tim yang lambat dalam adaptasi soal bentuk kehidupan di sini, terutama makanan (hingga) beberapa dari kami jatuh sakit juga ya seperti itu. Cukup kesulitan soal makanan dan ada habit yang tidak biasa,”

Bang Fayad, FFML Season 8, Free Fire
Kredit: ONE Esports

“Biasa kami cuma 2 kali makan dalam satu hari. Di sini, bisa 4 kali itu cukup mengganggu ritme (permainan) karena semua disediakan, ada terus makanan,”

“Bukan alasan tapi itu yang sedikit menghambat kami pada saat adaptasi. Kendalanya yang paling besar di situ,” pungkas dia.

Ikuti akun resmi ONE Esports di FacebookInstagram dan TikTok untuk mendapatkan kabar terkini esports, hasil pertandingan, gosip transfer dan update harian lainnya.

BACA JUGA : Jadwal lengkap FFWS 2023 Bangkok, format, hasil dan cara menonton