Musim ini ada fenomena menarik di scene kompetitif Mobile Legends: Bang Bang, entah MPL atau MDL. Mulai banyak eks player Arena of Valor yang tiba-tiba menjadi pro player MLBB.

Setelah musim lalu Patrick “Phoenix” Siagian, tanker Aura memasuki kancah pro MLBB dari AOV, musim ini lebih banyak lagi para penggiat AOV yang hijrah ke Mobile Legends.

SusuGajah dan Stewart Tiolamon bergabung dengan Phoenix di Aura. Sujah menjadi hardcore, sementara Tiolamon akan memimpin kedua player sebagai pelatih.



Tak berhenti di sana. Secara mengejutkan Hanss, carry andalan EVOS AOV juga muncul di media day EVOS MDL. Ia menyebrang ke divisi ML. Kemudian ada juga Calvin Winata, player AOV yang kini jadi carry di Onic MDL.

Apakah ini bukti bahwa kredibilitas dan kelangsungan MLBB di Indonesia jauh lebih menjanjikan ketimbang AOV?

ONE Esports menanyakan hal ini langsung kepada Brand Director Moonton, Aswin Atonie. Ia pun menjelaskan opininya soal ini.

“Proudly saya bisa bilang bahwa penggemar atau penggiat game mobile MOBA di Indonesia dapat memberikan penilaian yang objektif perihal ini,” jelasnya.

“Faktanya, di Indonesia, satu-satunya game MOBA mobile yang memiliki journey dari amatir (MLCC) sampai ke jenjang pertandingan profesional resmi (MDL, MPL, MSC, M1) bahkan cabang olahraga di SEA Games memang baru MLBB mas.”

“Ini bukti bahwa game MLBB berikut pemainnya sudah diakui secara resmi baik oleh komunitas maupun pemerintah nasional serta internasional (setidaknya taraf Asia Tenggara).”

“MLBB memang komitmen untuk mendorong para penggunanya agar bermain dengan sebuah tujuan (play with a purpose). Jadi ga sembarang bermain yang destruktif, tapi justru membangun; membangun karakter, skill, profesionalitas, serta mengharumkan nama Indonesia,” pungkas dia.

BACA JUGA: Buat orang Indonesia Mobile Legends lebih menjanjikan ketimbang AOV