Argentina datang ke IESF WEC 2022 dengan menurunkan tim di nomor pertandingan berbeda, meliputi MLBB, eFootball, CS:GO, dan CS:GO Female.

Sama seperti di Indonesia, pemilihan pemain untuk setiap nomor pertandingan memiliki skema berbeda. Tentunya setiap keputusan diambil dengan tujuan mendapatkan hasil yang terbaik.

Ditemui di arena pertandingan, Presiden Asosiasi Esports Argentina (DEVA) – Guillermo Federico Vazquez, mengatakan ada skema berbeda yang diterapkan untuk setiap nomor pertandingan. Setiap skema dipilih sesuai kebutuhan masing-masing game guna menemukan talenta terbaik.



Lika-liku seleknas esports Argentinga di IESF WEC 2022

Mobile Legends, TImnas MLBB Argentina, IESF WEC 2022
Kredit: ONE Esports

Tentunya skema-skema yang terpilih bukan tanpa cacat, Vazquez menyadari adanya resiko di balik setiap keputusan. Untuk MLBB, Argentina memutuskan mengirim satu tim utuh, namun berbeda dengan CS:GO.

“Kami memilih pemain dengan cara yang berbeda untuk IESF 2022. Sebagai contoh, Argentina punya tim yang sangat kuat di MLBB (11S Gaming) dan pemilik tim ini diketahui bertekad mendatangkan pemain-pemain terbaik Argentina dan mereka telah membuktikan diri sebagai juara sehingga tim ini yang terpilih untuk MLBB.”

Sebagai resiko yang ditanggung, sistem ini disadari Vazquez bisa memicu kurang efektifnya seleksi pemain karena potensi adanya pemilihan secara subjektif.

“Ada kelemahan dari sistem seperti ini, karena penilaian bisa dilakukan berdasar pada kedekatan pelatih dengan tim-tim tertentu,” jelas Vazquez.

Kredit: Valve

Di sisi lain, cabang game CS:GO menerapkan cara yang berbeda, di mana semua pemain terbaik di setiap posisi bakal diseleksi untuk menjadi tim baru.

“Ceritanya berbeda untuk CS:GO, kami memilih pemain-pemain terbaik, bukan hanya dari satu klub saja. Jadi kami menilai pemain yang dianggap terbaik. Memang tim CS:GO yang didatangkan ke Indonesia bukan yang terbaik karena para bintang Argentina lainnya harus tampil di turnamen lain. Namun kami dapat memilih yang terbaik dari semua opsi yang tersedia.”

Celah juga terlihat di sistem ini. Seperti yang dijelaskan Presiden Asosiasi Esports Argentina, pembentukan chemistry bakal jadi PR besar untuk setiap tim yang baru dibentuk.

“Sistem ini ada kelemahannya, di karenakan mereka tidak bermain dalam satu tim, maka ada kemungkinan chemistry belum terbentuk atau bahkan rasa tidak suka satu sama lain muncul. Ketika itu terjadi saya tegaskan, hal-hal seperti itu tidak boleh terjadi ketika sedang membawa bendera Argentina,” tegasnya.

Ia lanjut menjelaskan, “Jika mereka merasa ada ketidak cocokkan karena tidak terbiasa bermain bersama, saya katakan hal itu harus dibuang jauh, hal-hal seperti itu bukan untuk di timnas.”

Adapun ketika ditanya tentang sistem seleksi yang ideal, Vazquez langsung bercermin pada sistem yang diterapkan pada timnas Sepak Bola Argentina.

“Jika saya harus memilih, idealnya timnas itu didapat berdasar pemilihan, seperrti halnya di sepak bola. Pemain-pemain terbaik di setiap posisi dikumpulkan untuk kemudian digodok menjadi sebuah kekuatan besar, pungkasnya.

Ikuti kanal resmi ONE Esports Indonesia di InstagramFacebook dan TikTok untuk mendapatkan berita, panduan, dan highlight seputar game lainnya.

BACA JUGA: Jadwal IESF World Esports Championship 2022 MLBB: Format, Hasil dan Cara Menonton